KRITIK SOSIAL TERHADAP ORDE BARU DALAM GEGURITAN MAJALAH MINGGUAN DJAKA LODANG TAHUN 1998
HER RADITYA MAHENDRA PUTRA, Drs. Djarot Heru Santosa ,M.Hum.
2015 | Skripsi | S1 SASTRA NUSANTARAGeguritan dalam Majalah Mingguan Djaka Lodang tahun 1998 merupakan salah satu karya sastra yang mencoba mengkritik situasi politik saat Orde Baru berlangsung. Oleh sebab itu, penelitian ini mencoba mendeskripsikan secara analitik keterkaitan antara teks yang diduga sebagai kritik sosial. Dalam penelitian ini, kritik tersebut menjadi objek formal yang menarik untuk diteliti karena tidak begitu banyak geguritan bertemakan kritik sosial. Pada geguritan Majalah Mingguan Djaka Lodang tahun 1998 ditemukan empat geguritan, yakni Padha Ning Beda, Moneter, Parcel, dan Protese Anak-Anak Buta. Keempat geguritan tersebut merupakan representasi kritis terhadap Orde Baru. Melalui teori Semiotika Riffaterre, penelitian ini bertujuan untuk menemukan makna-makna di dalamkeempat geguritan tersebutyang dimuat dalam majalah Djaka Lodang. Teori Semiotika Riffaterre dalam penelitian ini terdiri dari empat metode pembacaan. Pertama, ketidaklangsungan ekspresi puisi. Kedua, pembacaan Heuristik, dan Hermeneutik. Ketiga, pembacaan Matriks, Model, dan Varian. Keempat, pencarian Hipogram. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa geguritan Padha Ning Beda memiliki tema kritik terhadap kesenjangan sosial. Geguritan Moneter memiliki tema kritik terhadap krisis moneter yang melanda Indonesia pada masa orde baru. Geguritan Parcel memiliki tema kritik terhadap praktek korupsi yang terjadi pada orde baru. Geguritan Protese Anak-Anak Buta memiliki tema kritik terhadap rezim yang otoriter. Tema yang terdapat pada keempat geguritan menunjukan muatan kritik terhadap segala penanda di dalam orde baru.
On 1998, weekly magazine Djaka Lodang released Geguritan (poems) that tried to criticize the regime of Indonesian's New Order. This subject becomes interesting because there are few geguritan with social criticism theme. This paper analyzes and describes the meaning of text in geguritan and its context in relation to the criticism towards New Order. There are 4 geguritan analyzed in this paper; Padha Ning Beda, Moneter, Parcel, and Protese Anak-Anak Buta.These geguritan are the selected works that represent the criticism towards New Order. This paper applies Riffatere’s Semiotic theory to analyze and find the meaning of those geguritan. There are four methods of Riffatere semiotic reading; the first is the indirect expression of a poem; second is the Heuristic and Hermeneutic reading; the third is the reading of Matrix, Model, and Varians; the fourth is the search of Hypogram. The result of this analysis shows that the geguritan Padha Ning Beda has the critic of social gap theme during the New Order. Moneter criticize the monetary crisis during the New Order. Parcel criticizes the practice of corruption and Protese Anak-Anak Buta criticizes the authoritarian regime of New Order. All of them contains criticism toward the New Order Regime.
Kata Kunci : Geguritan, Djaka Lodang, Kritik Sosial, Semiotika Riffaterre, Orde Baru.