Performativitas Identitas Perempuan dalam Pertunjukan JKT48 Pajama Drive Revival Show 2014
ZAKIYAH DERAJAT, Dr. Suzie Handajani
2015 | Tesis | S2 Kajian Budaya dan MediaJKT48 merupakan grup idola pop perempuan dengan format waralaba internasional dari Jepang. Dalam Kajian Budaya, budaya pop menjadi situs yang sangat penting karena di dalamnya wacana-wacana diproduksi secara terus-menerus, termasuk dalam hal ini identitas perempuan. Bagaimana identitas perempuan ditampilkan dalam salah satu video rekaman pertunjukan JKT48, yaitu Pajama Drive Revival Show 2014, dan seperti apa konteks sosialnya, akan dibahas menggunakan metode analisis interpretatif yang memakai pendekatan Performativitas Judith Butler. Data video dibagi dalam tiga analisis. Analisis narasi lagu-lagu menunjukkan bahwa perempuan ditampilkan sebagai sosok yang pasif, lemah, tunduk, pengharap, tidak memiliki motivasinya sendiri, dan bergantung pada kekuatan di luar dirinya. Secara konteks sosial di Jepang, performativitas identitas perempuan semacam ini merupakan salah satu situs fantasi penundukan perempuan bagi mereka laki-laki yang tak mau menerima kenyataan bahwa perempuan sudah berdaya. Dalam konteks Indonesia, hal semacam ini menguatkan wacana sosial dominan tentang posisi perempuan yang sedapat mungkin tidak melebihi dominasi laki-laki. Dalam analisis visual, perempuan menjadi objek untuk "melayani" fantasi laki-laki, tapi secara bersamaan juga terberdayakan karena dapat mengekspresikan tubuhnya di ruang yang lebih publik dan karena laki-laki secara tidak langsung tertundukkan dengan kenikmatan fantasi yang tidak gratis. Pada analisis sesi MC, selain mengulang wacana dominan tentang perempuan ideal, perempuan juga menampilkan dirinya sebagai entitas yang dapat mengartikulasikan ulang secara berbeda wacana dominan tersebut, contohnya seperti perempuan yang tanpa segan berteriak dan memarahi penonton. Dalam Pajama Drive Revival Show 2014 oleh JKT48, perempuan tidak hanya mengulang wacana dominan tentang perempuan ideal, tapi juga melakukan negosiasi dan perlawanan atas definisi tersebut. Perempuan tidak sepenuhnya terpinggirkan tapi juga memiliki kapasitasnya untuk berdaya.
JKT48 is an Indonesian pop idol group within transnational format from Japan. In Cultural Studies, pop culture is a quite significant site because discourses are produced, almost without stop, within it, including women identity. How women identity is performed in one of JKT48's video performance titled Pajama Drive Revival Show 2014, and how its social context, will be elaborated by applying interpretative method of analysis with Judith Butler's Performativity as the approach. There are three analyses of the data. Analysis of song narration shows that female tend to appear as highly passive, weak, submissive, do not have their own motivation, and rely on external forces. In Japan social context, such identity performativity is one of the sites of fantasy for men to subjugate women, since there are powerful women in nowadays Japan. Being in Indonesian context, this identity performativity reinforces the dominant social discourse, which affirms the inferiority of women under men domination. Analysis of (mostly) visual indicates that women becomes the object to "serve" male fantasy, yet simultaneously are empowered because they can express their body in more public space and because men are indirectly subordinated to the pleasure of fantasy which is not free. Analysis of MC session discusses how women, not only repeat the dominant discourse of ideal women, but also perform themselves as an entity capable of articulating differently on that dominant discourse, e.g. when women shout and scold the audience. Thus in Pajama Drive Revival Show 2014, women not only repeat the dominant discourse of ideal women, but also negotiates, and resist against the definition. Women are not in total subordination, but also have capacity to empower themselves.
Kata Kunci : performativitas, JKT48, identitas perempuan, budaya pop, J-Pop