Dayeuhkolot Riverfront City Sebagai Upaya Penanggulangan Banjir Sungai Citarum
DIVA TEGUH RESPATI, Ir. Didik Kristiadi, MLA., MAUD.
2015 | Skripsi | S1 PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTAKota Dayeuhkolot merupakan kawasan perkotaan di Kabupaten Bandung yang dilewati Sungai Citarum. Letaknya yang strategis karena berada di pertemuan Sungai Citarum dan Cikapundung yang menjadi jalur transportasi utama pada zamannya. Secara geografis, Dayeuhkolot berada pada titik terendah Cekungan Bandung. Oleh karena itu, banjir adalah bencana yang wajar terjadi di Kota Dayeuhkolot. Banjir di Kota Dayeuhkolot semakin parah seiring perubahan guna lahan yang signifikan di DAS Citarum. Luas hutan lindung terus berkurang dan digantikan menjadi permukiman. Tumbuhnya industri-industri tidak ramah lingkungan yang membuang limbahnya ke sungai dan eksploitasi air tanah turut menyumbang ancaman banjir. Begitu pula dengan pola pembangunan di Dayeuhkolot yang tidak teratur dan tidak ramah lingkungan. Banjir mengakibatkan kerugian yang tidak sedikit berupa kerusakan bangunan dan terhentinya aktivitas perekonomian di wilayah Bandung Selatan. Penataan ruang adalah salah satu upaya penanggulangan banjir yang komprehensif dan berkelanjutan. Konsep Riverfront City dinilai sesuai dengan Kota Dayeuhkolot yang dilalui oleh Sungai Citarum. Rencana Dayeuhkolot Riverfront City ini bertujuan untuk meminimalkan tingkat risiko banjir sekaligus meningkatkan nilai ekologi, ekonomi, dan sosial di Kota Dayeuhkolot.
Dayeuhkolot is an urban area in Bandung Regency which passed by Citarum River. The location is strategic because it is in the confluence of Citarum and Cikapundung river which become the main transportation line at the time. Dayeuhkolot geographically located at the lowest point of Bandung basin. Therefore, flooding is a natural disaster that occurred in Dayeuhkolot. Flooding in Dayeuhkolot increasingly severe over significant changes in Citarum watershed. Protected forest area continuous to decrease be replaced settlement. The growth of unfriendly environment industries that dump wastes into river and exploitation of ground water also contribute flood threat. As well as, the pattern of development in Dayeuhkolot which not arrange and unfriendly environment. Flooding resulted in many losses and cessation of economic activity in South Bandung. Spatial planning is one of the comprehensive flood alleviation and sustainable. Riverfront city concept assessed with Dayeuhkolot which traversed by Citarum river. The Riverfront city in Dayeuhkolot aims to minimize the risk of flooding and increase the ecological, economic and social values.
Kata Kunci : Banjir, Citarum, Dayeuhkolot, Kota, Sumberdaya Air, Sungai