KONTEKS MIKRO, MESO DAN MAKRO SPASIAL PASAR TERAPUNG LOK BAINTAN KECAMATAN SUNGAI TABUK KABUPATEN BANJAR
ZULFIAN RADMI, Prof. Ir. Sudaryono, M.Eng.,Ph.D. ; Iwan Suharyanto, S.T.,M.Sc.
2015 | Tesis | S2 Perencanaan Kota dan DaerahPerkembangan suatu wilayah dipengaruhi salah satunya oleh faktor ekonomi di mana pasar sebagai tempat dominan kegiatan ekonomi tersebut. Pasar merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli yang melakukan transaksi jual beli. Di Indonesia pasar alamiah terletak di atas sungai hanya ada di Kalimantan Selatan. Pasar Terapung Lok Baintan atau Pasar Terapung Sungai Martapura adalah sebuah pasar terapung tradisional yang berlokasi di Kecamatan Sungai Tabuk Kabupaten Banjar. Pasar Terapung Lok Baintan berperan sebagai penggerak perekonomian masyarakat sekitar, letaknya yang berada di atas sungai sangat jarang ditemui dan masih ada sampai sekarang merupakan fenomena yang sangat menarik untuk diteliti. Penelitian Pasar Terapung Lok Baintan diperlukan sudut pandang dari berbagai ruang yaitu mikro, meso dan makro spasial. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan konteks mikro, meso dan makro spasial Pasar Terapung Lok Baintan Kecamatan Sungai Tabuk Kabupaten Banjar. Penelitian Pasar Terapung Lok Baintan ini menggunakan pendekatan induktif-kualitatif dengan metode penelitian fenomenologi. Penelitian ini menerapkan metode wawancara secara mendalam dan studi dokumentasi. Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan konteks mikro, meso dan makro spasial di Pasar Terapung Lok Baintan yang merupakan peruntukan ruang sesuai fungsinya di mana ruang tersebut dibentuk dari kegiatan manusia yang mempunyai jaringan dan kelembagaan yang tidak bisa dipisahkan satu dengan lainnya. Pasar terapung dalam konteks ruang mikro merupakan pasar sebagai peruntukan ruang transaksi perdagangan yang terdapat kumpulan jukung/klotok dengan berbagai keunikannya. Pasar terapung dalam konteks ruang meso merupakan ruang pendukung langsung dari Pasar Terapung Lok Baintan tersebut yaitu tempat bermukimnya masyarakat sebagai penjual dan pembeli dengan permukiman mengikuti jalan dan di bantaran sungai sampai terjadi multiplier effect beserta sarana prasarananya. Pasar terapung dalam konteks ruang makro berupa lahan perkebunan/pertanian yang mempunyai perlakuan khusus tempat komoditas ungulan dan non unggulan diambil untuk diperjualbelikan di pasar terapung membentuk peruntukan ruang sebagai pendukung tidak langsung Pasar Terapung Lok Baintan dan juga pasar lainnya sebagai jalur distribusi komoditasnya. Jaringan dan kelembagaan menyatukan mikro, meso dan makro spasialnya. Adanya jaringan yang mempunyai hirarki berfungsi sebagai prasarana jalur distribusi komoditas dan kelembagaan sebagai unsur-unsur yang berinteraksi di dalamnya dengan memiliki tujuan yang sama yaitu mengembangkan kegiatan perekonomian, menjadikan destinasi wisata pasar terapung yang baik dan menjaga eksistensi keberadaan Pasar Terapung Lok Baintan sebagai warisan budaya Banjar.
The development of a region affected by several factor with one of is the economic factor. Economic activities in a region is dominantly related to the market. The market is essentially a meeting place for sellers and buyers who do buying and selling. The Indonesian market lies on the river naturally exist only in South Kalimantan. Floating Market Lok Baintan on Martapura River is a traditional floating market located in Sungai Tabuk Banjar district. Floating Market Lok Baintan roles as a driver of the economy of surrounding communities, due to its location on the river which is hardly found exist today is a very interesting phenomenon to study. Examining the Lok Baintan Floating Market research is needed various spaces such as; micro, meso and macro-spatial. The aim of this study is to describe micro, meso and macro spatial context on Floating Market Lok Baintan Sungai Tabuk Banjar district. On Floating Market Lok Baintan research, the researcher uses an inductive approach qualitative research method of phenomenology. This research utilized in-depth interviews and documentation. Based on the results of the study, it had been found that micro, meso and macro spatial context on Lok Baintan Floating Market which is the allotment of space according to its function where space is formed from human activities that have an network and institutional cannot be separated from one to another. Floating market in the context of a micro space as space allotment market trading transactions contained a collection of jukung/klotok with its various uniqueness. Floating market in the context of meso space is the space that directly supporting the Floating Market Lok Baintan in which the society of sellers and buyers living. The settlements go along with the road and the river until it comes to a multiplier effect along with its infrastructure facilities. Floating market in the context of the macro space in the form of plantations/farm fields that have a special treatment commodity as spot seeded and unseeded taken to the floating market traded in the allotment space as an indirect supporting of Lok Baintan Floating Market and other markets as well as their commodity distribution channels. Institution and network brings micro, meso and macro-spatial together. The existence of a network that has a hierarchy serves as infrastructure of commodity distribution line and institution as elements interacting in it to have the same goal namely developing economic activities, making tourist destinations floating market better and keeping the existence of floating market Lok Baintan as Banjarese cultural heritage.
Kata Kunci : pasar terapung, ruang, jaringan, kelembagaan