DAMPAK KEBERADAAN MINIMARKET FRANCHISE TERHADAP USAHA PEDAGANG KELONTONG DI KECAMATAN PACITAN, KABUPATEN PACITAN, JAWA TIMUR
JAZIELA MUSLIHATUNNISA, Umi Listyaningsih, S.Si., M.Si.
2015 | Skripsi | S1 GEOGRAFI DAN ILMU LINGKUNGANFenomena pertumbuhan minimarket franchise sebagai suatu bentuk perdagangan eceran yang berlangsung secara umum di Indonesia juga terjadi di Kecamatan Pacitan, yang merupakan kota kecil dilihat dari jumlah penduduknya. Perdagangan eceran telah lama dilakukan oleh pedagang kelontong, sehingga keberadaan minimarket franchise sangat mungkin memberikan dampak terhadap usaha para pedagang tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui distribusi minimarket franchise di Kecamatan Pacitan dan pedagang kelontong yang berpotensi terkena dampak berdirinya minimarket franchise, mengidentifikasi karakteristik pedagang kelontong tersebut, dan mengetahui pendapat pedagang kelontong terhadap dampak keberadaan minimarket franchise. Penelitian ini menggunakan metode survei, dengan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok serta plotting lokasi minimarket dan responden. Responden sebanyak 39 orang yaitu pedagang kelontong yang merupakan pemilik toko dan berdiri sebelum minimarket franchise. Pengolahan data untuk tujuan pertama menggunakan software ArcGIS untuk buffering, sementara untuk tujuan kedua dan ketiga data diolah menjadi tabel frekuensi dan tabel silang. Analisis dilakukan secara deskriptif berdasarkan hasil dari pengolahan data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa minimarket franchise terdistribusi di desa dan kelurahan yang memiliki kepadatan tinggi, jumlah penduduk besar, dan berada di jalur utama. Seluruh pedagang kelontong yang berdiri sebelum minimarket franchise yang menjadi responden berada dalam jarak radius 500 meter dari minimarket franchise, sehingga seluruh minimarket franchise di Kecamatan Pacitan tidak sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Pacitan No. 6 Tahun 2012. Pedagang kelontong didominasi oleh jenis kelamin perempuan (82,1%), sebagian besar memiliki pendidikan terakhir SMA (61,5%), dan memiliki luas toko tidak lebih dari 42 m2. Sebagian besar (71,8%) merasakan dampak negatif keberadaan minimarket franchise yang terjadi karena penurunan omzet, penurunan jumlah konsumen, dan kedua-duanya sementara sementara 28,2% pedagang lainnya mengaku tidak merasakan dampak. Meskipun begitu, 56,4% responden mengaku tidak memiliki strategi dalam menjalankan usaha dan menghadapi dampak minimarket franchise.
The growth phenomenon of franchise mini markets as a kind of retail trade that commonly happened in Indonesia are also happened in Kecamatan Pacitan, although it is a small town according to the population number. Retail trade has been performed before by local sellers, so franchise mini markets could give impacts to their business. This research aims to know the distribution of franchise mini markets and local sellers that get impacts around them, to identify local sellers characteristics, and to know local sellers opinions about the impacts of franchise mini markets existence to their businesses. This research use survey method, collecting data using questionnaire and also plotting locations of mini markets and respondents. There are 39 respondents of local sellers who are owner of the shops and existed before franchise mini markets. Data processing for first purpose used ArcGIS software to do buffering, for second and third purposes used frequency table and cross table. The results of data processing were analyzed using descriptive analysis. The results showed that franchise mini markets are distributed at areas with high density, big number of people, and around main roads. All respondents are located at radius 500 meters, so all franchise mini markets in Kecamatan Pacitan are not suitable with Peraturan Daerah Kabupaten Pacitan No. 6 Tahun 2012. Respondents are dominated by female (82.1%), graduated from high school / SMA (61.5%) and had less than 42 m2 shop. Most of respondents (71.8%) got negative impacts of franchise mini markets like decreasing of monthly earnings, decreasing number of consumers, and both happened. Another 28.2% of local sellers do not get any impacts. Nevertheless, most of them (56.4%) do not have any strategies to operate their business and to cope with the impacts of franchise mini markets.
Kata Kunci : Minimarket Franchise, Pedagang Kelontong, Kecamatan Pacitan