ANALISIS TRANSFORMASI UNIT PENGELOLA KEGIATAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN MENJADI LEMBAGA KEUANGAN MIKRO (Studi pada UPK PNPM Mandiri Perdesaan Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman)
ISFAHANI, Dr. Nunuk Dwi Retnandari
2015 | Tesis | S2 Administrasi PublikINTISARI Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MPd) telah berakhir. Namun, berakhirnya Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MPd) menyisakan pertanyaan tentang pelestarian hasil program berupa dana perguliran dan pengembangan Unit Pengelola Kegiatan (UPK) PNPM MPd di seluruh wilayah Indonesia termasuk UPK PNPM MPd Kecamatan Cangkringan. Transformasi menjadi lembaga keuangan mikro (LKM) dapat dijadikan sebuah alternatif pilihan dalam upaya penyelamatan dan pengembangan UPK PNPM MPd Kecamatan Cangkringan serta pelestarian dana perguliran yang dikelolanya di masa depan. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi faktor ����¯�¿�½���¯���¿���½����¯�¿�½������¢����¯�¿�½������¯����¯�¿�½������¿����¯�¿�½������½����¯�¿�½������¯����¯�¿�½������¿����¯�¿�½������½ faktor eksternal dan internal, merumuskan kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan, serta memberikan rekomendasi mengenai strategi apa yang layak dan dapat dilakukan untuk mengembangkan UPK PNPM MPd menjadi LKM di Kecamatan Cangkringan. Identifikasi faktor eksternal dilakukan dengan menganalisis aspek politik, ekonomi, sosial, teknologi, alam, stakeholder, serta kolaborator dan kompetitor yang selanjutnya menghasilkan rumusan peluang dan tantangan yang dihadapi. Identifikasi faktor internal dilakukan dengan menganalisis aspek sumber daya (input), strategi (proses), dan kinerja (output) yang kemudian menghasilkan rumusan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki. Sementara perumusan strategi dilakukan melalui analisis SWOT dan Tes Litmus. Penelitian ini merupakan tipe penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penarikan sampel pada penelitian ini bersifat purposive sampling, data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder dengan teknik pengumpulan data secara in-depth interviewing, analisis dokumen serta observasi. Sementara untuk pembuktian validitas datanya digunakan teknik trianggulasi data yaitu trianggulasi sumber. Berdasarkan hasil penelitian, ada 5 (lima) strategi yang dapat dilakukan dalam pengembangan UPK PNPM MPd Kecamatan Cangkringan menjadi LKM. Kelima strategi tersebut adalah penyamaan persepsi para stakeholder dan pembuatan desain peta jalan (roadmap) pengembangan UPK menjadi LKM, melakukan perpaduan antara penyaluran pinjaman dan penghimpunan dana masyarakat, pengembangan sumber daya manusia pengurus untuk tata kelola keuangan mikro yang lebih professional, pengembangan kapasitas para stakeholder kunci di tingkat kecamatan dan desa tentang pendirian dan pengelolaan keuangan mikro yang professional, dan mendorong peran pemerintah daerah melalui kebijakan dalam memperjelas arah masa depan UPK. Kata kunci : Strategi, pengembangan UPK, PNPM Mandiri Perdesaan, LKM.
ABSTRACT The National Program for Community Empowerment in Rural Areas (PNPM MPD) has ended. However, the end of the National Program for Community Empowerment in Rural Areas (PNPM MPd) left the question about the preservation of the program output in the form of revolving funds, including and the development of Financial Management Unit (UPK) PNPM MPd in all parts of Indonesia including UPK PNPM MPd Cangkringan. The transformation into microfinance institution (MFI) can be used as an alternative option in the rescue efforts and the development of UPK PNPM MPd Cangkringan and preservation revolving funds under its management in the future. The purpose of this study to identify factors - external and internal factors, formulate strengths, weaknesses, opportunities and challenges, as well as provide recommendations on feasible strategies and can be done to develop UPK PNPM MPd to be MFI in Cangkringan. The identification of external factors done by analyzing aspects of political, economic, social, technology, nature, stakeholders, as well as collaborators and competitors that subsequently resulted in the formulation of the opportunities and challenges. The identification of internal factors by analyzing aspects of the resources (inputs), strategy (process), and performance (output) resulted in the formulation of strengths and weaknesses. While, the formulation of the strategy is done through a SWOT analysis and Litmus Test. This study applied descriptive qualitative approach. The sampling technique in this research is purposive sampling and the data used are primary data and secondary data collected by in-depth interviewing, document analysis and observation. The validity of the data applied the data trianggulation technique namely source triangulation. The research reveals that there are five strategies that can be done in the development of UPK PNPM MPd Cangkringan to be MFI. The five strategies are the perception of stakeholders and the design creation roadmap UPK development into MFI, the combination of money lending and community fund-raise performance, human resource development committee for microfinance governance to be more professional, the capacity development of key stakeholders at the district and village levels about the establishment and management of professional micro finance, and encourage the role of local government through the policy in clarifying the future of UPK. Keywords: strategy, UPK development, PNPM Rural, MFI.
Kata Kunci : Strategi, pengembangan UPK, PNPM Mandiri Perdesaan, LKM.