Laporkan Masalah

FENOMENA PERGESERAN PANDANGAN MASYARAKAT JEPANG TERHADAP ORIGAMI SERIBU BANGAU

DANIEL HARYOPRASETYO, Sri Pangastoeti, S.S., M.Hum

2015 | Skripsi | S1 SASTRA JEPANG

Skripsi ini meneliti pergeseran pandangan masyarakat Jepang terhadap mitos yang terkandung dalam seni melipat origami seribu bangau. Mitos ini pernah hidup di masyarakat berdasarkan kisah Sadako Sasaki. Mitos inilah yang menjadi acuan hadirnya budaya transendental di masyarakat. Kini, origami bangau masih menjadi budaya di masyarakat, namun mitos yang dulu ada telah hilang. Umumnya, origami bangau digunakan sebagai hiasan atau hiburan saja. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pergeseran pandangan origami seribu bangau yang terjadi dan menjelaskan mengapa pergeseran pandangan ini terjadi. Penelitian dilakukan dengan mengumpulkan data melalui kajian pustaka dan wawancara orang Jepang yang berada di Yogyakarta pada saat penelitian berlangsung. Studi pustaka digunakan untuk menjelaskan kisah Sadako Sasaki yang berusaha melipat seribu origami bangau dengan harapan supaya penyakit Leukimia yang dideritanya akibat dari radiasi bom atom itu sembuh. Kisah tersebut menunjukkan bahwa pada zaman dahulu, mitos masih kental dan hidup di masyarakat. Wawancara dilakukan untuk mengetahui pandangan orang Jepang mengenai kebudayaan origami seribu bangau yang terdapat di masyarakat pada saat ini. Dari hasil wawancara didapatkan faktor-faktor pergeseran pandangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pergeseran pandangan ini disebabkan oleh pola pikir manusia yang semakin logis dikarenakan teknologi yang kian berkembang. Jumlah origami yang harus dicapaipun dianggap terlalu banyak sehingga kebanyakan orang merasa malas untuk melipat. Terlepas dari itu semua, para narasumber melihat kebudayaan ini sebagai hal positif, yaitu sebagai simbol perdamaian. Dapat disimpulkan bahwa kebudayaan melipat origami seribu bangau saat ini masih memiliki nilai-nilai transendens, yakni sebagai wujud harapan.

This thesis examines the transfomation of cultural meaning of folding one thousand origami crane. Custom of making one thousand origami crane in Japan has relationship to the story of Sadako Sasaki, who died by suffering atomic-bomb disease in Hiroshima. Today in Japan, origami crane is still made, but the custom has been changing its original meaning. The purpose of this study is to investigate the cultural background of the transformation of the meaning of one thousand origami. The study is conducted by collecting data through literature study and interviews with some Japanese who are in Yogyakarta. Interviews were conducted to find the views of the Japanese people about the custom of a thousand origami crane in Japanese society especially since 1945. Discussing the results of interviews with these Japanese young generation, this thesis tried to examine the process of the transformation of cultural meaning of one thousand origami cranes. The results showed that changing meaning of a thousand origami cranes is caused by modernization in the thinking way of the Japanese. The number of origami that should be achieved was considered too much, therefore, recently, increasing number of Japanese just would like to take much more reasonable way to make the cranes. Although the way of making the cranes has changed to be more contemporary, this study shows that the cultural value of the cranes remains the same, the symbol of peace, among the younger generation of modern Japan.

Kata Kunci : Origami, Bangau, Sadako Sasaki, Pergeseran Pandangan

  1. S1-2015-299700-abstract.pdf  
  2. S1-2015-299700-bibliography.pdf  
  3. S1-2015-299700-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2015-299700-title.pdf