Laporkan Masalah

Model Sekolah Adiwiyata untuk pendidikan tingkat sekolah dasar di Kota Yogyakarta

LOKESYWARA, Zulkarnaen Syri, Ir. Gunung Radjiman, M.Sc

2010 | Tesis | S2 Magister Perencanaan Kota dan Daerah

ZULKARNAEN SYRI LOKESYW ARA. Model Sekolah Adiwiyata Untuk Pendidikan Tingkat Sekolah Dasar di Kota Yogyakarta. Yogyakarta: Fakultas Teknik, Program Magister Perencanaan Kota dan Daerah, UGM Desember 2009. Penelitian ini bertujuan untuk : (1) menjelaskan eksistensi penyelenggaraan model Sekolah Adiwiyata, (2) menjelaskan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan dan kegagalan Sekolah Adiwiyata, (3) menjelaskan tingkat partisipasi komponen sekolah dalam mewujudkan Sekolah Adiwiyata dan pengembangan berbasis partisipati~ dan (4) menemukan model pelaksanaan Sekolah Adiwiyata yang terbaik untuk tingkat SD di Kota Y ogyakarta. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan deduktif kualitatif; yang dilakukan dengan pemantapan teori-teori yang terkait.Penelitian dilaksanakan pada tiga SD di Kota Y ogyakarta yang mengikuti Program Sekolah Adiwiyata, yaitu SDN Ungaran 1, SDN Jetisharjo, dan SDK Tarakanita Bumijo. Terdapat dua versi yang digunakan dalam program Sekolah Adiwiyata, yaitu Versi Bapedalda dan Versi KNLH. Sebagai alat seleksi di level provinsi, indikator yang dikembangkan berbeda dengan indikator penilaian tingkat nasional yang dikembangkan KNLH. Akibatnya terdapat gap antara kedua versi tersebut. Untuk itu dikembangkan versi baru sebagai alternatif, yang disebut Versi Gabungan. Versi Gabungan digunakan untuk menilai ketiga sekolah yang ada dan hasilnya gap yang muncul dapat dijembatani, dibuktikan dengan basil penilaian yang sama antara basil penilaian Versi Gabungan dengan penilaian di level nasional. Hanya SDN Ungaran 1 yang berhasil meraih nilai di atas persyaratan yang ada (95,5) dan berhak mendapat predikat Sekolah Adiwiyata, sedang SDN Jetisbarjo memperoleh nilai 78 dan SDK Tarakanita Bumijo memperoleh nilai 95. Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan suatu sekolah berhasil mendapatkan predikat Sekolab Adiwiyata, yaitu sistem administrasi yang baik, kemitraan dengan lembaga lain, kondisi fisik sekolah, dan partisipasi warga sekolah terhadap program Sekolah Adiwiyata. Faktor penyebab kegagalan suatu sekolah ditetapkan sebagai Sekolah Adiwiyata yaitu (1) tidak adanya pengesahan terhadap kebijakan-kebijakan yang ditentukan oleh sekolah, (2) tidak dibentuk Panitia Pengawas dan Evaluasi pelaksanaan program, (3) pemanfaatan lingkungan sekitar sebagai sumber pembelajaran bel urn optimal, ( 4) anggaran bagi implementasi program Sekolah Adiwiyata tidak maksimal, sehingga berdampak pada rendahnya pengembangan metode pembel~aran seperti karya wisata atau outbond, (5) lemahnya hubungan kemitraan dengan lembaga lain diJuar sekolah, dan (6) sosialisasi penerapan pendidikan lingkungan hidup bagi warga sekolah masih kurang, tennasuk sosialisasi program Sekolah Adiwiyata. Secara umum, partisipasi warga sekolah terhadap program Sekolah Adiwiyata lebih dari separuhnya (52,39 %) terrnasuk kategori tinggi dan sangat tinggi. Meski begitu, terdapat kondisi mernprihatinkan terlihat dari adanya kenyataan bahwa 18,10% menyatakan tidak mengetahui adanya program Sekolah Adiwiyata, meskipun sekolah mereka merupakan sekolah yang diajukan sebagai peserta program Sekolah Adiwiyata. Selain itu, hampir separuh (48,57 %) responden menyatakan bahwa mereka sarna sekali belum pemah mengikuti sosialisasi program sekolah Adiwiyata, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Berdasarkan analisis pelaksanaan program Sekolah Adiwiyata, maka Model Sekolah Adiwiyata Y ogyakarta dapat dijadikan sebagai model untuk pelaksanaan program Sekolah Adiwiyata di sekolah lain. Kata kanci : Model, Sekolah Berwawasan Linglamgan, Sekolah Peduli dan Berbudaya Linglc:ungan, Selwlah Adiwiyata Yogyakarta.

ZULKARNAEN SYRI LOKESYW ARA. Adiwiyata School Model for Elementary School in Yogyakarta. Yogyakarta: Faculty of Engineering, Master of Urban and Regional Planning, UGM, Desember 2009. This research aims to : 1) explains the management of Adiwiyata School Model at elementary school level in Y ogyakarta, 2) explains factors contributed to the success and failure Sekolah Adiwiyata, 3) explains level of participation in realizing Sekolah Adiwiyata, and 4) fmds the best model of Sekolah Adiwiyata for elementary level in Y ogyakarta. The research was executed at three (3) SD in Yogyakarta, involved in Program Sekolah Adiwiyata, there are SDN Ungaran 1, SDN Jetisharjo, and SDK Tarakanita Burnijo. There are two models who applied Sekolah Adiwiyata: (1) Model developed by Bapedalda, and (2) Model developed by KNLH. Those two models have different indicators of selection and therefore a combination criteria is used. For the purpose is developed is newfangled as alternative, so-called Model Gabungan (Combined Model). A Combination model is utilized to assess the third school, such assessment resulted a gap between Combined Model with National Model. Only SDN Ungaran 1 which successfully reachs for value above the clauses ( 95,5) and entitled to get Sekolah Adiwiyata predicate . SDN Jetisharjo obtains value 78 and SDK Tarakanita Bumijo obtains value 95. This research shows, that there are some factors causing a school to gets Sekolah Adiwiyata predicate. That are: good administrate system, partnership with other institute, condition of physical of school, and participation member of school to Program Sekolah Adiwiyata. While factor caused to the failures of a school to get Sekolah Adiwiyata are ( 1) inexistence of authentication to policys determined by school, ( 2) not formed Panitia Pengawas and Evaluasi execution of program, ( 3) environmental exploiting around as source of study has not optimal, ( 4) budget for implementation of Program Sekolah Adiwiyata is not maximum, causing affects at the low of expansion of study method of like study tour or outbond, ( 5) its the light the relation of partnership with other institute, and ( 6) socialization of education applying of environment for member of school still less, including socialization ofProgram Sekolah Adiwiyata. In general, the participation level to Program Sekolah Adiwiyata is quite high ( 52,39 %). However, still 18,10% of schools member who do not to know about the Sekolah Adiwiyata Program. Besides, almost half of them ( 48,57 %) express that they never involved in the socialization of Sekolah Adiwiyata Program . The research concluded that Sekolah Adiwiyata Program in Y ogyakarta could be used as a model in other schools. Keyword : Combined Model, School Environmental Education, Adiwiyata School of Yogyakarta.

Kata Kunci : Model,Sekolah berwawasan lingkungan,Sekolah peduli dan berbudaya lingkungan,Sekolah Adiwiyata Yogyakarta

  1. S2-FTK-2009-ZULKARNAEN_SYRI_LOKESYWARA_-Abstract.pdf  
  2. S2-FTK-2009-ZULKARNAEN_SYRI_LOKESYWARA_-Bibliography.pdf  
  3. S2-FTK-2009-ZULKARNAEN_SYRI_LOKESYWARA_-Tableofcontent.pdf  
  4. S2-FTK-2009-ZULKARNAEN_SYRI_LOKESYWARA_-Title.pdf