Laporkan Masalah

Analisis strategi bersaing stasiun pengisian LPG 3 kg :: Studi pada PT Jaya Trade Indonesia

ELIAS, Andrew, Agus Setiawan, Dr. ,M.Soc.Sc

2009 | Tesis | S2 Magister Manajemen

Tingginya subsidi bahan bakar minyak yang terus membengkak setiap tahunnya mendorong pemerintah untuk melakukan program pengurangan subsidi minyak tanah. Salah satu program pemerintah ialah melakukan konversi minyak tanah ke LPG 3 kg. Pertamina yang dalam hal ini merupakan BUMN yang bertugas untuk mendistribusikan LPG 3 kg memiliki target untuk melakukan pengalihan 9,9 juta kiloliter pengguna minyak tanah menjadi LPG selesai antara tahun 2007 – 2010. Guna mencapai target tersebut Pertamina mengajak pihak swasta untuk bekerjasama guna menyukseskan program konversi ini lewat kemitraan SPPBE. Munculnya kebijakan Pertamina untuk meningkatkan kerjasama dengan pihak swasta dalam bisnis SPPBE akan membuat banyak perusahaan baru yang akan bermunculan dan meningkatkan persaingan dalam industri pengisian LPG tersebut. Persaingan antar perusahaan dalam industri pengisian LPG yang bersumber dari persaingan yang berasal dari tekanan pemasok, tekanan pembeli dan tekanan produk subtitusi akan semakin meningkat seiring dengan peningkatan tekanan dari munculnya pesaing – pesaing dari perusahaan baru. PT Jaya Trade Indonesia (PT JTI) yang sejak tahun 1970 merupakan agen Pertamina untuk pengangkutan, pengisian dan pendistribusian gas LPG tabung 12 kg, 50 kg dan bulk LPG memiliki stasiun pengisian LPG yang berlokasi di Bekasi, memerlukan keunggulan bersaing yang dapat meningkatkan nilai perusahaan serta dapat tetap tumbuh dalam industri tersebut. Keunggulan bersaing ini diperoleh melalui pengelolaan aktivitas – aktivitas yang ada diperusahaan dengan baik sesuai dengan kondisi eksternal yang terus berubah. Setiap jenis aktivitas dalam rantai nilai perusahaan ini nantinya diharapkan dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap penciptaan nilai, selain juga dirasa perlu untuk menggali kapabilitas dan kompetensi perusahaan sehingga perusahaan dapat memiliki keunggulan bersaing yang tepat dalam industri pengisian LPG. Hal ini menjadi penting karena melalui analisis rantai nilai akan dapat diidentifikasi aktivitas – aktivitas apa saja yang belum dan sudah mampu memberikan nilai dalam keunggulan bersaing perusahaan. Melalui analisis ini pula akan dapat terlihat bagaimana sumberdaya dan kapabilitas yang ada dalam perusahaan terintegrasi sehingga menjadi keunggulan bersaing bagi perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan PT Jaya Trade Indonesia memiliki empat keunggulan bersaing yang merupakan kompetensi inti perusahaan, yaitu pencapaian skala ekonomis, akses ke bahan baku, jaringan distribusi yang besar serta kecepatan pengisaan yang tinggi. Dari hasil analisis terhadap sumberdaya, kapabilitas dan key success factors yang menjadi sumber – sumber potensial dari keunggulan/ketidakunggulan bersaing, terlihat bahwa keunggulan bersaing yang dimiliki oleh perusahaan didapat dari aktivitas – aktivitas penggerak biaya (cost drivers) yang terdapat dalam rantai nilai perusahaan.

The height subsidizes the oil fuel continuing to uprising every year has pushed the government to do the reduction program of kerosene subsidy. One of these governmental programs is to convert the kerosene to LPG 3 kg. Pertamina which in this case is BUMN commissioned to distribute LPG 3 kg have the goals to do the transfer of 9,9 million kilolitre consumer of kerosene become LPG until years of 2007 - 2010. Utilizing to reach the goals, Pertamina invite the private sector to work along for success of this convert program as a partner to operating SPPBE. Pertamina’s policy to improve the cooperation with private sector in business SPPBE will make many new companies rise and improve the tense of competition in LPG filling industry. The competition among the company in filling industry LPG which grow from the presure from supplier, buyer and product substituted will progressively increase the competition along with the increasing of pressure from new competitor appearance. PT Jaya Trade Indonesia (PT JTI) which since year of 1970 has become one of agent Pertamina for transporting, distributing and filling LPG tube of 12 kg, 50 kg and bulk LPG have operate LPG filling station which located in Bekasi, need to have competitive advantage to improve the company value and also can even grew in the industry. Competitive advantage obtained from activities that company manages to suit the externals condition which continue to change. Each activities type in enchaining this company value is later expected can give the contribution significant to creation of value, besides is also felt important to dig capabilities and company interest so that company can have the proper competitive advantages in LPG filling industry. These matters become important because analysis of the value chain will able to identify the activities that matter to be a value in competitive advantage. These analyses will also identify the resources and capabilities of the company so it can be integrated to become advantage competitive. Research result show that PT Jaya Trade Indonesia have four core competences that become the competitive advantage, that are achievement of economic scale, access to raw material, wide distribution network and also filling speed of the LPG. The result of analyzing resources, capabilities and key success factors are the potential source of advantages competitive, based on this the proper competitive advantage applied by company come from driven cost activities which lied in value chain of the company.

Kata Kunci : Konversi LPG,Keunggulan bersaing,Key success factors,Sumberdaya kompetensi inti,Kapabilitas,Rantai nilai,LPG conversion, competitive advantage, key success factors, resource, core competences, capacities, value chain, five forces

  1. S2-FEB-2009-Andrew_Elias-ABSTRACT.pdf  
  2. S2-FEB-2009-Andrew_Elias-BIBLIOGRAPHY.pdf  
  3. S2-FEB-2009-Andrew_Elias-TABLEOFCONTENT.pdf  
  4. S2-FEB-2009-Andrew_Elias-TITLE.pdf