Laporkan Masalah

Dekonstruksi dalam wayang karya Slamet Gundono

SULISNO, Prof. Dr. C. Soebakdi Soemanto, S.U

2009 | Tesis | S2 Kajian Budaya dan Media

Penelitian ini bertujuan untuk memahami pertunjukan wayang karya Slamet Gundono yang berada di luar arus utama pertunjukan wayang. Masalah dirumuskan berdasar konteks sosial politik yang mendorong lahirnya karya Slamet Gundono dan makna karya Slamet Gundono dalam konteks sosial-budaya kekinian. Setelah semua data dikumpulkan dan dianalisis secara interdisipliner, diambil kesimpulan bahwa wayang dapat hidup atau mati tergantung pada dalang, patron, dan audiens. Ketiga hal tersebut saling terkait dan saling mempengaruhi, membentuk konstruksi-konstruksi tertentu dalam pertunjukan wayang, baik menyangkut bentuk estetika pertunjukannya maupun konstruksi pada hal-hal yang sifatnya abstrak. Sebuah konstruksi hanya ada di dalam pemikiran manusia yang memiliki keterbatasan menjelaskan kenyataan yang begitu kompleks dan terus bergerak. Slamet Gundono melakukan dekonstruksi sebagai bagian dari cara berpikir kritis terhadap pertunjukan wayang untuk menanggapi lingkungan sekitarnya. Ia membuat nama dan bentuk pertunjukan wayang yang sering berubah-ubah, yang berbeda dari yang sebelumnya dikenal masyarakat atau pernah dikenal masyarakat tetapi dengan pemaknaan yang baru. Secara konseptual ia melakukan rekonstruksi terhadap konsep-konsep lama, sementara kalau dilihat dari aspek bentuk pertunjukannya ia melakukan dekonstruksi terhadap pertunjukan wayang yang sudah ada sebelumnya. Ia membongkar konstruksi-konstruksi yang sudah ada, kemudian ia bangun bentuk-bentuk baru. Ia menafsirkan kembali khasanah tradisi, menciptakan signifikasi kultural yang baru sesuai konteks masyarakat, dan menampilkan ekspresi-ekspresi kelompok marginal yang sering diabaikan, ditinggalkan dan disalahartikan dalam kebudayaan arus utama yang berasal dari kalangan elit.

This research aims to understand the puppetplays of Slamet Gundono creation, which is beyond puppetplays mainstay. Research formulated based on context of social-politics influence the Slamet Gundono creation and mean of the Slamet Gundono creation in context of socialcultural nowadays. After all of resources collected and analysed interdisciplinary, the conclusion of this research is the puppets existence depend on dalang, patron, and audiens. Third of the mentioned each other related and is influencing each other, developed within certain constructions in relation to its aesthetic form of wayang performance and its construction of abstract matters. The construction is the only mind of human being which limitation to explain the complex and nonstoped to make a move the problems. Slamet Gundono make dekonstruction as part of critical way of thinking of puppetplays to solve the vinicity of environment. He creates continuously changeable names as well as puppet show forms. His form of puppet shows embodied in unprecedented ones unfamiliar to wider society and also the ones which are familiar yet enriched with new value given. Conceptually, he has been reconstructing former concepts, meanwhile, if it is viewed from his form of performance, he has been doing deconstruction toward former puppet shows. He reforms already existing constructions then he rebuilds new forms that keep on changing. He reinterprets the treasure of tradition, creates new cultural signification appropriate to social context and also performs the expression of abandoned, ignorable, misinterpreted marginal groups among mainstream culture rooted from the elitist.

Kata Kunci : Wayang,Konstruksi,Slamet Gundono,Dekonstruksi,Sosial,budaya masa kini,Kelompok marginal, puppet, construction, Slamet Gundono, deconstruction, nowdays social-cultural, marginal groups

  1. S2-PAS-2009-Sulisno_-_ABSTRACT.pdf  
  2. S2-PAS-2009-Sulisno_-_BIBLIOGRAPHY.pdf  
  3. S2-PAS-2009-Sulisno_-_TABLEOFCONTENT.pdf  
  4. S2-PAS-2009-Sulisno_-_TITLE.pdf