Rujukan dari dokter spesialis di RSUD Dr. H. Chasan Boesoirie Ternate

AHMAD, Sekh, dr. Mubasysyir Hasanbasri, MA

2005 | Tesis | S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat

Latar belakang : RSUD Dr Chasan Boesairie Ternate (RSCB) adalah satusatunya rumah sakit rujukan di propinsi Maluku Utara. Rumah sakit ini dimiliki oleh Pemerintah Daerah. Pemerintah Daerah dengan badan legislatif daerah setempat mengontrol penggunaannya. Biaya pelayanan rumah sakit diambil sebagian dari anggaran pemerintah daerah. Dari anggaran ini, rumah sakit hanya mampu menyediakan gaji standar pemerintahan, yang lebih rendah dari gaji pekerja rumah sakit swasta. Jumlah pasien rawat inap dan pasien rawat jalan rendah. Dokter spesial yang bekerja di daerah terpencil seperti Ternate, tidak mendapatkan rangsangan dari pemerintah daerah, fasilitas perumahan yang minim, dan kondisi kerja yang buruk, dan pendapatan yang terbatas membuat pekerja kesehatan bekerja pada klinik atau rumah sakit swasta di kota Ternate. Menanggapi situasi ini, dari Januari 2004, departemen kesehatan setempat memperkenalkan rangsangan khusus bagi dokter spesialis yang bekerja di RSCB dengan harapan, para dokter lebih tertarik bekerja pada rumah sakit pemerintahan daripada di luar. Metode : Penelitian ini menggunakan sebuah rancangan studi kasus. Kami mewawancarai 12 dokter spesialis, karyawan administrasi rumah sakit dan anggota DPRD komisi E. Disamping data utama, kami juga mengumpulkan dokumen-dokumen seperti profil rumah sakit dan dokumen resmi untuk analisis kami. Penelitian lapangan untuk penelitian ini dilakukan dari bulan Juli sampai November 2004. Kesimpulan : Penelitian ini menunjukkan bahwa setelah rangsangan khusus diberikan pada dokter spesialis, kunjungan rujukan dari mereka yang bekerja pada klinik swasta meningkat dari rata-rata 61 pasien per tahun (2001-2003) menjadi 108 pasien selama periode Januari hingga September 2004, peningkatannya sebesar 136 %. Dokter spesialis setuju bahwa rangsangan khusus per bulan sebesar 3 juta rupiah adalah merupakan bagian dari penyebab peningkatan ini. Dokter spesialis menganggap ini sebagai tanggung jawab mereka untuk meningkatkan jumlah kunjungan pasien melalui rujukan dari rumah sakit swasta pada rumah sakit umum

Background: RSUD Dr. H. Chasan Boesoirie Ternate (RSCB) is the sole referral hospital in North-Maluku Province area. The hospital is owned by the local government. Local government together with the Local Legislative Body control user charge. The cost of hospital service is partly financed by local government budget. From this budget, the hospital can only provide the standard government salary, which is lower that those who work in private hospitals. Outpatient and inpatient visits have been low. For specialist doctors who work in remote areas such as in Ternate, no special incentive from local government, minimal accomodation facilities, and less supported work condition, and limited income make health workers work in other private clinics or hospitals in the city. Responding to this situation, from January 2004, the district health office has introduced a special incentive for specialist doctors who work in RSCB in expectation that they are more interested in working for the hospital than outside. The objective of this study is to evaluate the effect of such policy to the inpatient visits, particularly referral patients from these specilists that work in private clinics. Method: This study use a case study design. We interview twelve specialist doctors, hospital administrators, and members of E Comission of DPRD. Beside primary data, we also collect existing documents such as hospital profiles and official documents for our analysis. The field worok of this study took place in from July to November 2004. Results: This study shows that after the introduction of special incentive to specialist doctors, referral visits from those who work in the private clinics increase from the avarage of 61 patients per year in 2001-2003 to 108 patients during January to September 2004. There is an increase of 136%. Specialist doctors agree that the monthly special incentive of three millian rupiah is part of the explanation for this increase. The specialist doctors regard this as part of their responsibility to increase hospital patients through referral from private to public hospital. Specialist doctors are quite happy that the local government understand the unatractiveness of the traditional system to deal specialist doctors before the introduction of the new incentive policy. Conclusion: This case study shows that financial incentive for specialist doctors is one of the key factors in revitalization of public hospital in remote areas. Public hospitals are recommended to work collobaratively with private clinics or hospitals to allow win-win solution between doctors, public hospitals, and private hospitals.

Kata Kunci : Manajemen Rumah Sakit,Layanan Rujukan,Dokter Spesialis