Industri kerajinan bambu sebagai pendorong pengembangan perekonomian desa di kecamatan Wonosari Gunungkidul
Sarini K.S., Drs. Agus Sutanto, M.Sc.
2004 | Skripsi | S1 PEMBANGUNAN WILAYAHPenelitian ini dilakukan di Desa Selang Kecamatan Wonosari Kabupaten Gunungkidul dengan judul: Industri Kerajinan Bambu Sebagai Pendorong Pengembangan Perekonomian Desa di Kecamatan Wonosari Kabupaten Gunungkidul. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji karakteristik usaha industri kerajinan bambu di Desa Selang, mengkaji kemampuan industri kerajian bambu melalui pengkajian terhadap kekuatan, peluang, kelemahan dan ancaman dan juga merumuskan strategi pengembangan yang merupakan alternatif kebijakan yang perlu diterapkan dalam mengembangkan industri kerajinan bambu. Metode penelitian yang digunakan metode survai dengan jumlah sampel yang diambil 83 pelaku industri yang terdiri dari 1 pengusaha induk, 10 subkontraktor, 25 pengusaha tradisional, dan 43 tenaga kerja upahan, dan data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Metode analisa yang digunakan adalah metode statistik deskriftif kuantitatif dengan menggunakan tabel frekuensi dan tabel silang dan pengujian hipotesis menggunakan metode statistik Chi-Square. Hasil pembuktian hipotesis dari penelitian ini adalah dengan adanya peningkatan kualitas produk terhadap produk tradisional menjadi produk inovasi dapat memperluas jangkauan pemasaran dan dapat meningkatkan permintaan konsumen terhadap produk tersebut sehingga nilai tambah terhadap produk tersebut meningkat dan juga berupa faktor-faktor analisis SWOT yang berupa kekuatan, kelemahan, peluang dan ancamar yang dibuat matrik SWOT sebagai strategi pengembangan dan alternatif kebijakan yang dapat diterapkan dalam upaya pengembangan industri kerajinan bambu. Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa keberadaan industri kerajinan bambu dapat meningkatkan pendapatan, memberi kesempatan bekerja, karakterisrik pelaku industri yang berbeda-beda sehingga pengusaha induk yang mempunyai modal besar dapat menghasilkan produk yang lebih besar dibandingkan dengan pengusaha tradisional. Jangkauan pemasaran untuk produk inovasi yang lebih luas tidak hanya berorientasi pada pasar lokal apabila dibandingkan dengan jangkauan produk tradisional sehingga pendapatan rata-rata yang diperoleh prinsipal lebih besar dari pada pelaku industri lainnya dan sistem subkontrak yang dijalankan cenderung didorong oleh motivasi ekonomi dari prinsipal/pengusaha induk sebagai upaya untuk menambal kapasitas perusahaan yang terbatas, dengan kemampuan industri kerajinan bambu dapat dilihat melalui pengkajian terhadap faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan faktor eksternal (kesempatan dan ancaman).
-
Kata Kunci : Industri kerajinan bambu, pengembangan perekonomian desa,Wonosasri,Gunungkidul,DIY