Dari Banyak Kritik Menjadi Lebih Samar Tetapi Tajam: Pergeseran Ekspresi Kritis Sosial Dan Politik Grup Musik .Feast Dalam Aktivisme Musik
Rachel Tesalonika, Evi Lina Sutrisno, M.A., Ph.D.
2025 | Skripsi | ILMU PEMERINTAHAN
Penelitian ini menganalisis pergeseran ekspresi kritik sosial-politik dalam karya grup musik .Feast, khususnya melalui perbandingan lagu "Peradaban" (2019) dan "Metakritik" (2024). Dengan pendekatan Critical Discourse Analysis (Fairclough, 1995) dan kerangka teori Art as Social Activism (Grindon, 2010), penelitian mengungkap transformasi strategi kritik dari pendekatan frontal ke bentuk metakritis yang lebih reflektif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pergeseran ini dipengaruhi oleh faktor internal, yaitu kedewasaan artistik, tanggung jawab ekonomi) dan eksternal, yaitu tekanan industri musik, dan iklim politik represif. Temuan kunci mengidentifikasi "Metakritik" sebagai bentuk tactical activism yang mempertahankan muatan kritik melalui strategi halus seperti introspeksi diri dan ironi. Penelitian ini memberikan perspektif baru tentang adaptasi aktivisme seni dalam konteks demokrasi yang menyempit, sekaligus menegaskan peran musik sebagai medium kritik sosial yang terus berevolusi.
This study examines the shift in socio-political criticism in the works of an Indonesian band .Feast, focusing on a comparative analysis of their songs "Peradaban" (2019) and "Metakritik" (2024). Using Critical Discourse Analysis (Fairclough, 1995) and Art as Social Activism theory (Grindon, 2010), the research reveals a transformation from direct confrontation to reflective, meta-critical discourse. Findings indicate that this shift stems from both internal factors (artistic maturity and economic responsibilities) and external pressures (music industry demands and a repressive political climate). The study highlights "Metakritik" as an example of tactical activism, maintaining critical content through subtle strategies like self-reflection and irony. The research offers new insights into how artistic activism adapts to shrinking democratic spaces while affirming music's evolving role as a vehicle for social criticism.
Kata Kunci : Kritik sosial-politik, .Feast, Aktivisme seni, Musik Indonesia, Demokrasi