Laporkan Masalah

Ruang Kreatif Publik sebagai Area Ekspresi Seni bagi Remaja di Yogyakarta dengan Pendekatan Arsitektur Ekologis

Talitha Agrapetrina, Dr. Ir. Dimas Wihardyanto, S.T., M.T., IAI.,IPM.

2025 | Skripsi | ARSITEKTUR

Remaja merupakan fase penting dalam kehidupan yang ditandai dengan pencarian jati diri, kebutuhan akan pengakuan sosial, serta dorongan untuk mengekspresikan diri. Tidak jarang remaja mengalami stres karena kesulitan dalam mencari jati dirinya. Salah satu cara untuk meredakan stres pada remaja adalah melalui interaksi sosial, seperti berkumpul dan bergaul dengan teman sebaya. Sayangnya, di Yogyakarta, ruang publik yang mendukung aktivitas tersebut bagi remaja semakin berkurang karena banyak area yang sebelumnya terbuka untuk umum kini beralih fungsi menjadi kawasan komersial. Akibatnya, remaja lebih rentan mengalami stres yang dapat berujung pada perilaku negatif.


Oleh karena itu, laporan ini merancang Ruang Kreatif Publik sebagai Area Ekspresi Seni bagi Remaja di Yogyakarta dengan pendekatan Arsitektur Ekologis. Konsep ini mengintegrasikan berbagai ruang ekspresi bernuansa seni dengan lingkungan hijau, menciptakan area eksplorasi, diskusi, dan apresiasi seni yang tidak hanya inklusif dan ramah lingkungan, tetapi juga menarik minat remaja untuk berkumpul dalam suasana yang kreatif. Pendekatan ekologis diterapkan melalui pemanfaatan material lokal, penggunaan energi terbarukan, serta pencahayaan dan penghawaan alami untuk meminimalkan dampak lingkungan dan meningkatkan kenyamanan ruang.


Ruang kreatif publik ini dirancang agar tidak sekadar menjadi tempat berkumpul, tetapi juga dilengkapi dengan fasilitas untuk aktivitas lain seperti olahraga dan kuliner sehingga mendorong remaja untuk berkreasi. Dengan demikian, terbentuklah lingkungan bersosialisasi yang produktif yang memberikan alternatif positif bagi remaja dalam mengekspresikan diri mereka tanpa hambatan finansial. Dengan desain yang menyatu dengan alam dan memfasilitasi interaksi sosial yang sehat, ruang ini diharapkan menjadi model inovatif bagi ruang publik yang lebih inklusif dan relevan dengan kebutuhan remaja masa kini.

Adolescence is a crucial phase in life, marked by identity exploration, the need for social recognition, and the urge for self-expression. Adolescents often experience stress due to the challenges of discovering their identity. One way to alleviate stress in adolescents is through social interaction, such as gathering and socializing with peers. Unfortunately, in Yogyakarta, public spaces that support these activities for adolescents are diminishing, as many areas that were once open to the public have now been converted into commercial zones. As a result, adolescents become more vulnerable to stress, which may lead to negative behaviors.


Therefore, this study proposes the design of a Public Creative Space as an Artistic Expression Hub for Adolescents in Yogyakarta, incorporating an Ecological Architecture approach. This concept integrates various art-themed expression spaces with green environments, creating areas for exploration, discussion, and artistic appreciation that are not only inclusive and environmentally friendly but also attract adolescents to gather in a creative atmosphere. The ecological approach is implemented through the use of local materials, renewable energy, and natural lighting and ventilation to minimize environmental impact and enhance spatial comfort.


This public creative space is designed not only as a gathering place but also equipped with facilities for other activities such as sports and culinary experiences, encouraging adolescents to engage in creative endeavors. Consequently, a productive social environment is established, providing a positive alternative for adolescents to express themselves without financial barriers. With a design that harmonizes with nature and facilitates healthy social interaction, this space is expected to become an innovative model for a more inclusive public space that aligns with the needs of today’s youth.

Kata Kunci : ruang kreatif publik, remaja, seni, coping stres, arsitektur ekologis, Yogyakarta

  1. S1-2025-479153-abstract.pdf  
  2. S1-2025-479153-bibliography.pdf  
  3. S1-2025-479153-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2025-479153-title.pdf