PEMODELAN ADOPSI KENDARAAN LISTRIK RODA EMPAT DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA MENGGUNAKAN METODE AGENT-BASED MODELING

Angela Kirana Hartanto, Prof. Ir. Bertha Maya Sopha, S.T., M.Sc., Ph.D., IPU, ASEAN Eng.

2025 | Skripsi | TEKNIK INDUSTRI

Upaya pemerintah Indonesia dalam menurunkan emisi gas rumah kaca diwujudkan melalui target net zero emissions tahun 2060 dan target 10?ri total kendaraan roda empat di Indonesia merupakan battery electric vehicle (BEV) pada tahun 2030. Namun, tingkat adopsi kendaraan listrik roda empat masih rendah, yaitu 700 unit di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), meskipun jumlah kendaraan listrik nasional telah mencapai 133.225 unit pada tahun 2024.

Penelitian ini bertujuan untuk memodelkan proses pengambilan keputusan masyarakat DIY dalam mengadopsi kendaraan listrik dengan pendekatan Agent-Based Modeling (ABM) berbasis Theory of Planned Behavior (TPB), yang menggabungkan faktor attitude (ATT), perceived behavior control (PBC), dan subjective norms (SN). Sebanyak 452 data responden diperoleh melalui kuesioner dan digunakan sebagai input model simulasi pada NetLogo. Model disimulasikan dalam lima skenario, antara lain skenario dasar, kebijakan sosial, kebijakan biaya, kebijakan gabungan, dan eliminasi faktor pertimbangan. 

Hasil simulasi menunjukkan bahwa skenario gabungan mampu menghasilkan adopsi tertinggi, yaitu 43 unit BEV pada tahun 2030 dan 48 unit BEV pada tahun 2049, disusul dengan skenario kebijakan biaya dengan 39 unit BEV pada tahun 2030 dan 43 unit BEV pada tahun 2049. Temuan ini menyimpulkan bahwa strategi peningkatan adopsi BEV perlu difokuskan pada pemberian insentif biaya dan penguatan pengaruh sosial. Model ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam merancang kebijakan adopsi kendaraan listrik di wilayah Indonesia, khususnya DIY.

The Indonesian government's efforts to reduce greenhouse gas emissions are reflected in its target of net zero emissions by 2060 and a target of 10% of all four-wheeled vehicles in Indonesia being battery electric vehicles (BEVs) by 2030. However, the adoption rate of electric four-wheeled vehicles remains low, with only 700 units in the Special Region of Yogyakarta (DIY), despite the national total of electric vehicles reaching 133,225 units by 2024. 

This study aims to model the decision-making process of DIY residents in adopting electric vehicles using an Agent-Based Modeling (ABM) approach based on the Theory of Planned Behavior (TPB), which combines attitude (ATT), perceived behavioral control (PBC), and subjective norms (SN) factors. A total of 452 respondent data were obtained through questionnaires and used as input for the simulation model in NetLogo. The model was simulated across five scenarios, including baseline, social policy, cost policy, combined policy, and elimination of consideration factors. 

The simulation results showed that the combined scenario was able to generate the highest adoption, namely 43 BEV units in 2030 and 48 BEV units in 2049, followed by the cost policy scenario with 39 BEV units in 2030 and 43 BEV units in 2049. These findings conclude that strategies to increase BEV adoption should focus on providing cost incentives and strengthening social influence. This model is expected to serve as a reference in designing electric vehicle adoption policies in the Indonesian region, particularly DIY. 

Kata Kunci : kendaraan listrik, adopsi teknologi, agent based modeling, theory of perceived behavior, kebijakan pemerintah.