Laporkan Masalah

Semarang Cultural & Art Exhibition Center dengan Pendekatan Arsitektur Inklusif

Wira Kesuma Bintan Nugraha, Dr. Ir. Dwita Hadi Rahmi, M.A.

2025 | Skripsi | ARSITEKTUR

    Kota Semarang sebagai kota yang memiliki keberagaman kebudayaan & kesenian yang terbentuk dari masa penjajahan membuatnya memiliki potensi besar dalam pengembangan ruang kebudayaan & kesenian. Namun pada praktik perancangan arsitektur di Kota ini masih belum menerapkan Konsep Inklusifitas didalamnya. Masih banyak bangunan atau fasilitas yang tidak aksesibel dan ramah bagi keberagaman individu, termasuk para penyandang difabel. Selain itu belum adanya bangunan galeri seni yang representatif menjadi permasalahan utama yang perlu untuk diatasi. Perancangan Semarang Cultural & Art Exhibition Center bertujuan untuk menciptakan ruang seni dan budaya yang inklusif, interaktif, dan inspiratif dengan pendekatan universal design dan multisensory experience. Pendekatan arsitektur inklusif dengan penerapan prinsip Universal Design akan menciptakan lingkungan yang lebih aksesibel dan ramah bagi semua kalangan. Pendekatan Inklusifitas  diterapkan dalam bangunan dari berbagai aspek yaitu melalui tata ruang yang terbuka, sirkulasi yang mudah diakses, serta fasilitas pendukung yang memperhatikan kebutuhan beragam pengguna.

    Semarang Cultural & Art Exhibition tidak hanya mamu mewadahi seluruh keberagaman Masyarakat untuk menikmati kesenian. Namun perancangan dirancang untuk terjadinya interaksi sosial antar para pelaku kesenian Kota (seniman) dengan Masyarakat umum. Dengan maksud akan terjadi kolaborasi diantaranya sehingga menciptakan sebuah kebudayaan dan kesenian baru untuk masa depan. Perancangan arsitektur dengan konsep kontemporer menghadirkan ekspresi arsitektural yang unik dan futuristik dengan bentuk yang dinamis, mencerminkan semangat kota inklusif dan memperkuat identitas Semarang sebagai kota seni dan budaya yang inklusif bagi semua masyarakat.

    The city of Semarang, with its rich cultural and artistic diversity shaped by its colonial past, holds great potential for the development of cultural and artistic spaces. However, architectural design practices in the city have yet to fully embrace the concept of inclusivity. Many buildings and facilities remain inaccessible and unaccommodating to a diverse range of individuals, including people with disabilities. Additionally, the lack of a representative art gallery has become a significant issue that needs to be addressed. The design of the Semarang Cultural & Art Exhibition Center aims to create an inclusive, interactive, and inspiring space for arts and culture through the universal design approach and multisensory experience. The application of inclusive architecture with the principles of Universal Design will establish a more accessible and welcoming environment for all. The inclusive approach is reflected in various aspects of the building, including an open spatial layout, easily accessible circulation, and supportive facilities that cater to diverse user needs.

    The Semarang Cultural & Art Exhibition Center not only serves as a space where people from all backgrounds can appreciate the arts but is also designed to foster social interaction between local artists and the general public. This interaction aims to encourage collaboration, ultimately leading to the creation of new cultural and artistic expressions for the future. The contemporary architectural concept introduces a unique and futuristic design language with fluid and dynamic forms, symbolizing the spirit of an inclusive city while reinforcing Semarang’s identity as an artistic and cultural hub for all.

Kata Kunci : Cultural, Art Exhibition, Arsitektur Inklusif, Difabel, Multisensory Experience, Universal Design, Arsitektur Kontemporer

  1. S1-2025-478570-abstract.pdf  
  2. S1-2025-478570-bibliography.pdf  
  3. S1-2025-478570-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2025-478570-title.pdf