Laporkan Masalah

Dari Radio Ideologis Menjadi Radio Komersial : Radio Arma Sebelas Dan Pendengarnya, 1966-1999

Daffa Wicaksono, Dr. Nur Aini Setiawati, M.Hum

2025 | Skripsi | ILMU SEJARAH

ABSTRAK

Penelitian ini merupakan studi tentang sejarah Radio Arma Sebelas sebagai radio swasta yang bersiaran di Kota Yogyakarta. Stasiun radio ini menjadi objek kajian penting karena melalui siarannya, pendengar dapat memperoleh informasi, hiburan, dan sajian musik. Radio Arma Sebelas juga merupakan salah satu radio swasta tertua di Yogyakarta yang memiliki keunikan tersendiri dibandingkan radio swasta lainnya. Perkembangan manajemen dan program siarannya menjadi aspek menarik untuk diteliti. Selain itu, keterlibatan aktif para pendengarnya juga menjadi bagian yang tak kalah penting untuk dikaji. Keseluruhan aspek tersebut menjadikan Radio Arma Sebelas sebagai objek penelitian yang relevan dalam konteks sejarah media dan komunikasi di Yogyakarta.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian sejarah kritis. Metode ini mencakup beberapa tahapan penting, yaitu pemilihan topik, pengumpulan sumber, kritik internal dan eksternal, analisis dan interpretasi, dan penyajian dalam bentuk tulisan. Selain menggunakan metode sejarah kritis, penelitian ini juga memanfaatkan metode sejarah lisan (oral history) untuk menggali informasi langsung dari para pelaku dan saksi sejarah. Peneliti mencari tahu siapa orang yang dianggap sebagai saksi kunci dari para pelaku pendirian radio ini. Dalam metode sejarah lisan, peneliti menggunakan teknik snowball agar informasi dan data yang diperoleh dapat terus berkembang dan meluas melalui jaringan narasumber yang saling terhubung.

Radio Arma Sebelas merupakan stasiun radio yang didirikan oleh Burhan Zainuddin Rusjiman dan Sutomo Parastho, yang saat itu tergabung dalam Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) Kota Yogyakarta. Pada awalnya, radio ini bersiaran dari rumah H. Khusnan untuk mendukung gerakan KAMI dalam menentang pengaruh Partai Komunis Indonesia (PKI) di Yogyakarta. Radio Arma Sebelas mengusung ideologi nasionalis yang sejalan dengan sikap anti PKI. Seiring waktu, radio ini berkembang menjadi radio swasta setelah berubah status menjadi PT Arma Sebelas dan mulai memperoleh pendapatan dari berbagai iklan yang masuk. Kehadiran radio ini juga menarik perhatian para pendengar setia. Para pendengar tersebut kemudian membentuk paguyuban untuk mendukung keberlangsungan siaran Radio Arma Sebelas.

 

ABSTRACK

This research is a study on the history of Radio Arma Sebelas as a private radio station broadcasting in Yogyakarta City. This radio station is an important subject of study because, through its broadcasts, listeners can obtain information, entertainment, and music programming. Radio Arma Sebelas is also one of the oldest private radio stations in Yogyakarta, with its own unique characteristics compared to other private stations. The development of its management and broadcast programs are interesting aspects to examine. In addition, the active involvement of its listeners is another important element worth exploring. These various aspects make Radio Arma Sebelas a relevant object of research in the context of media and communication history in Yogyakarta.

In this research, the writer uses the critical historical method. This method involves several key stages: topic selection, source collection, internal and external criticism, analysis and interpretation, and presentation in written form. In addition to using the critical historical method, this study also employs oral history to gather direct information from the actors and witnesses of historical events. The researcher identified individuals considered key witnesses among those involved in the founding of the radio station. Within the oral history method, the researcher used the snowball technique to ensure that the information and data obtained could continue to grow and expand through a network of interconnected sources.

Radio Arma Sebelas was founded by Burhan Zainuddin Rusjiman and Sutomo Parastho, who were members of the Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) in Yogyakarta. Initially, the radio station broadcast from the house of H. Khusnan to support KAMI’s movement in opposing the influence of the Indonesian Communist Party (PKI) in Yogyakarta. Radio Arma Sebelas adopted a nationalist ideology that aligned with anti PKI sentiments. Over time, the radio developed into a private station after being established as PT Arma Sebelas and began earning income from various advertisements. The presence of the radio station also attracted a loyal group of listeners. These listeners eventually formed a community group to support the continuity of Radio Arma Sebelas’s broadcasts.

 

Kata Kunci : Kata Kunci : Radio, Manajemen, Ideologi, Bisnis, Siaran.

  1. S1-2025-480922-abstract.pdf  
  2. S1-2025-480922-bibliography.pdf  
  3. S1-2025-480922-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2025-480922-title.pdf