Children's After School Care Center dengan Pendekatan Arsitektur Montessori di Bogor
Salma Putri Naila, Odilia Renaningtyas Manifesty, S.T., MA(UD)., Ph.D.
2025 | Skripsi | ARSITEKTUR
Pertumbuhan
teknologi mengakibatkan mudahnya pemanfaatan teknologi bagi semua kalangan
termasuk anak-anak. Kurangnya pengawasan terhadap anak dapat menyebabkan mereka
menghabiskan waktu terlalu banyak dengan teknologi dan pada gilirannya dapat
berdampak negatif bagi kesehatan mereka serta mengurangi interaksi mereka
dengan dunia di sekitarnya. Fenomena ini juga sejalan dengan tren meningkatnya
jumlah working mom, yang terjadi seiring dengan perubahan pandangan mengenai
peran perempuan dalam pekerjaan dan keluarga. Untuk menyeimbangkan peran antara
pekerjaan dan mengasuh anak, working mom seringkali menitipkan anaknya karena
tidak dapat mengawasi dan mengasuh anak mereka sepenuhnya.
Untuk
itu, dibutuhkan Children’s After School Care Center yang merupakan
fasilitas penitipan anak yang mewadahi aktivitas belajar, bermain, dan
berinteraksi di luar waktu sekolah. Fasilitas ini ditujukan khusus untuk anak
usia 6-12 tahun, mengingat sulitnya menemukan fasilitas penitipan untuk anak
usia sekolah dasar dan terbatasnya penerapan pendidikan holistik yang
seharusnya berkembang pada anak usia sekolah dasar. Kota Bogor sebagai Kota
Layak Anak (KLA) dengan penerapan pendidikan holistik yang masih terbatas,
berpotensi menjadi lokasi yang ideal bagi pembangunan fasilitas yang mendukung
kesejahteraan dan tumbuh kembang anak. Arsitektur Montessori akan digunakan
sebagai pendekatan pada bangunan untuk memaksimalkan eksplorasi aktif dan
mengembangkan keterampilan anak melalui pengalaman yang menyenangkan dan edukatif.
Dengan demikian, Children’s After School Care Center ini akan menjadi
ruang yang mendukung pengembangan minat dan bakat anak di luar pendidikan
formal dengan mengedepankan karakteristik dan kebutuhan mereka.
The
growth of technology has made it easy for everyone to use technology, including
children. Lack of supervision over children can cause them to overuse
technology, which can harm their health and reduce their interaction with the
outside world. This phenomenon is also aligning with the growing tendency of
working moms, which has occurred alongside shifting perspectives on women's
roles in the home and workplace. In order to manage the responsibilities of
childcare and work, working moms frequently leave their children in care since
they are unable to fully supervise and nurture them.
In
response to this, a Children's After School Care Center is required as a
childcare facility that enables socializing, education, and play activities
outside of the school. Based on the lack of childcare options for primary
school aged children and the incomplete implementation of holistic education
that should be developed for elementary school aged children, this facility is
specifically designed for children ages 6 to 12. As a child-friendly city with
lack of holistic education implementation, Bogor City could be an ideal
location to build facilities that support children's welfare and development.
Through entertaining and instructive experiences, the facility would use the
Montessori architecture to maximize active exploration and enhance children's skills.
As a result, by giving priority to the needs and traits of the children, the
Children's After School Care Center will evolve into a place that fosters the
growth of the children's interests and abilities outside of the formal
educational setting.
Kata Kunci : after school care, anak usia sekolah dasar, arsitektur Montessori