Pelindungan Hukum Bagi Pemegang Hak Cipta Atas Komersialisasi Cuplikan Karya Sinematografi Berkonsep Voice Over Di Sosial Media Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta
Ashila Metta Rahmadanti, Prof. M. Hawin, S.H., LLM., Ph.D.
2025 | Skripsi | ILMU HUKUM
Maraknya penggunaan media sosial, beriringan dengan tingginya fenomena pembajakan karya sinematografi dengan mengunggah cuplikan film atau series. Pembajakan dengan penggandaan film ini, kerap ditemukan pada platform Tiktok. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pelindungan hukum bagi Pemegang Hak Cipta film atau series atas suatu fenomena pengambilan cuplikan yang diunggah pada platform Tiktok baik secara preventif ataupun represif. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk menganalisis kendala atau hambatan dalam pemberian pelindungan hukum.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah normatif- empiris. Pengumpulan data digunakan dengan studi kepustakaan dan juga wawancara sebagai sarana tambahan informasi dan memperjelas data sekunder. Penelitian bersifat deskriptif dan preskriptif. Penelitian deskriptif berarti merupakan penelitian dengan memaparkan gambaran lengkap tentang keadaan hukum yang berlaku di tempat tertentu, pada waktu tertentu, atau peristiwa tertentu. Sedangkan penelitian preskriptif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan saran tentang apa yang harus dilakukan untuk memecahkan suatu masalah. Pendekatan analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif, dimana data diperoleh dari penelitian kepustakaan yang disusun secara sistematis, diteliti, dan dipelajari secara utuh.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelindungan hukum yang diberikan kepada Pencipta dan Pemegang Hak Cipta terbagi menjadi 2 (dua) macam sarana yakni pelindungan hukum preventif sebagai pelindungan yang diberikan pemerintah sebelum terjadinya suatu pelanggaran dan pelindungan hukum represif sebagai pelindungan hukum yang diberikan pemerintah untuk memulihkan keadaan pihak yang dirugikan. Berkaitan dengan kendala-kendala dalam memberikan pelindungan, Penulis menemukan bahwa secara preventif dengan pencatatan hak cipta, para seniman cenderung memilih untuk tidak mendaftarkan karyanya karya diperlukan waktu yang lama dalam prosesnya. Sedangkan secara represif, Pencipta atau Pemegang Hak Cipta memilih untuk tidak melakukan suatu upaya hukum sebab banyak oknum yang melakukan tindakan pembajakan dengan tidak menyebutkan identitas aslinya sehingga menyulitkan untuk dilakukan penyelidikan.
The widespread use of social media is accompanied by the growing phenomenon of copyright infringement involving cinematographic works, where clips from films or series are uploaded. This form of piracy, through the duplication of films, is often found on the TikTok platform. This study aims to analyses the legal protection available to copyright holders of films or series against the unauthorized use of excerpts uploaded to TikTok, both preventively and repressively. In addition, this research also aims to analyses the obstacles and challenges in providing such legal protection.
The research method used in this study is normative-empirical. Data collection was carried out through literature review and interviews as supplementary information to clarify secondary data. The research is both descriptive and prescriptive. Descriptive research provides a comprehensive overview of the legal conditions in a particular place, time, or event. Meanwhile, prescriptive research seeks to offer recommendations on what should be done to resolve a problem. The analytical approach used is qualitative, where the data are systematically compiled, examined, and thoroughly studied from the literature review.
The results of the study show that the legal protection provided to creators and copyright holders is divided into two types: preventive legal protection, which is offered by the government before any violation occurs, and repressive legal protection, which is aimed at restoring the condition of the harmed party after a violation. In relation to challenges in providing protection, the authors found that, preventively, copyright registration is often avoided by artists due to the lengthy process. Repressively, creators or copyright holders often refrain from taking legal action because many infringers remain anonymous, making investigations difficult.
Kata Kunci : Hak Cipta, Karya Sinematografi, Media Sosial Tiktok