Industri genteng beserta pengaruhnya terhadap pendapatan total pengusaha di desa Guwosari Pajangan Bantul

Cahyadi Setiawan, Dra. Sunarpi Rilanto, M.S.

2002 | Skripsi | S1 GEOGRAFI DAN ILMU LINGKUNGAN

Industri genteng di Desa Guwosari terletak di sekitar obyek wisata Gua Selarong sehingga genteng yang dihasilkan lebih dikenal dengan nama Genteng Slarong, Jens• genteng yang dihasilkan adalah genteng hiasa dengan proses produksi yang masih bersifat tradisional dan dengan peralatan yang sederhana serta mempergunakan bahan baku lokal. Industri genteng ini muncul sebagai akibat dari sektor pertanian yang tidak mampu lagi diandalkan sebagai sumber pendapatan rumah tangga. Hal tersebut sebagai dasar pada peneiitian yang berjudul "Industri Genteng Beserta Pengaruhnya Terhadap Pendapatan Total Pengusaha di Desa Guwosari Pajangan Bantul". Tujuan dari penelitian ini adalah pertarna untuk mengetahui alokasi modal terbesar dalam proses produksi industri genteng. Kedua untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan antara pendapatan pada musim kemarau dan musim penghujan. Ketiga mengetahui besarnya sumbangan pendapatan dari usaha industri genteng terhadap pendapatan total rumah tangga pengusaha dan keempat untuk mengetahui besamya peranan pendapatan industri genteng dan pendapatan total terhadap tingkat kesejahteraan rumah tangga. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sensus, dengan pendekatan kuantitatif yang dikombinasikan dengan pendekatan kualitatif. Dearah penelitian ditentukan secara purposif, yaitu pemilihan daerah penelitian berdasarkan pertimbangan bahwa daerah tersebut merupakan salah satu lokasi industri kecil yang memproduksi genteng serta dianggap sesuai dengan tujuan penelitian. Responden ditentukan dengan metode sensus, yaitu seluruh pengusaha yang berjumlah 60 pengusaha yang mempunyai unit usaha industri genteng biasa di Desa Guwosari dan mash berproduksi hingga sekarang, Basil penelitian menunjukkan bahwa pertama, ada dua tipe pengusaha yang dibedakan berdasarkan alokasi modaloya. Pengusaha tipe pertama yaitu pengusaha yang tanpa mengeluarkan biaya tenaga kerja sebanyak 50 pengusaha mempunyai alokasi modal 50,98 persen untuk biaya bahan baku. Pengusaha tipe kedua yaitu pengusaha yang dengan mengeluarkan biaya tenaga kerja sebanyak 10 pengusaha yang mempunyai alokasi modal 52,73 persen untuk biaya tenaga kerja. Kedua, ada perbedaan antara pendapatan pada musim kemarau dan musim penghujan. Ketiga ada 4 tipe pengusaha yang dibedakan berdasarkan sumber pendapatannya. Pada 4 tipe pengusaha tersebut terlihat bahwa industri genteng menyumbang terbesar pada tipe pertama dan kedua, sedangkan pada tipe ketiga dan keempat industri genteng bukan penyumbang terbesar. Keempat, baik dari industri genteng maupun pendapatan total rumah tangga belum sernuanya memenuhi standar tingkat kesejahteraan rumah tangga pengusaha. Berdasarkan hal tersebut maka dapat diajukan saran bahwa pertama, Koperasi "Ngudi Makmur" yang pernah ada perlu diaktifkan kembali dengan perbaikan managemen dan sister pelayanan sehingga dapat membantu modal dan pemasaran dalam rangka pengernbangan usaha industri genteng di Desa Guwosari. Kedua, industri genteng dapat terus dikembangkan, khususnya bagi rumah tangga petani yang tidak cukup hanya menggantungkan dari sektor pertanian.

An Industry of roof-tile in the Village of Guwosari is located around the tourist' object of Slarong Cave, thus the roof-tile that produced there is more known with Slarong Roof-tile, The kind of the roof-tile that produced is ordinary roof-tile using a production process that is still traditional and using simple tools and also utilizing the local row materials. The roof-tile industry is emerged because of the condition of the agricultural sector, which can't be able anymore mainly to support the resource of household's income, it becomes the base to the base to the resource that titled "Industry of Roof-tile and It's influence towards the Total income of Industrialists in the Village or Guwosari, Pajangan, Bantul The objective of the research is firstly to know the biggest capital allocation in the production process of roof-tile industry. Second, that is to find out whether there is a difference between income in the hot season and income in the rainy season or not. Third, that is to find out the number of contributions of the income from the industry of roof-rile towards the industrialists household's total income and the fourth objective is to discover the contribution of the roof-tile industry income's and the total income towards the household's prosperous level. A method used in the research is a method of census, with quantitative approach that combined will qualitative approach. The research place abject is determined purposively, vial is selection of the research place object is based on a consideration that the place is one of small industry locations, which produces roof-tile and also it is considered appropriately with the objective of the research. The respondents are determined with census method, that all of the 60 industrialists who own ordinary units of roof-tile industry in the Village of Guwosari and still execute their production as far as now_ The result of the research shows that firstly, there are two types of industrialists based on capital allocation i.e. first type, 50 industrialists without employment cost have 50,98 percent capital allocation for row material cost, whereas second type 10 industrialists who pay employment cost have 52,73 percent capital allocation for employment cost, Secondly, there is a different income between in dry season and rainy season, Thirdly, there are four type of industrialists according to source of income. From the four types of industrialists seem that roof-tile industry support the biggest in type one and two, whereas the type three and four of roof-tile industry are not Fourth, both the industry of roof-tile and the household's total income has not yet make prosperous !he industrialists' household. Based on these results, it can be instituted a suggestion that firstly, the Cooperative of Ngudi Makmur that had ever existed now it's now needed to be activated again with several improvements that are improvement on the management and the system of service, so that it can help some significant matters to be achieved, the capital and marketing in order to develop the effort of the roof-tile industry in the Village of Guwosari. Secondly, roof-tile industry can be continued to improve, especially for the farmers domestic that just not enough depend on agricultural sector.

Kata Kunci : Industri genteng,pendapatan pengusaha,Pajangan,Bantul,DIY