Kami Belum Tentu!: Studi Komparatif Mengenai Peran Musik dalam Memobilisasi Gerakan Sosial di Argentina (1976-1983) dan Indonesia (2014-2024)
Athanasius Anchieta Ivo Budiman, Muhammad Rum, S.I.P., I.M.A.S., Ph.D.
2025 | Skripsi | Ilmu Hubungan Internasional
Penelitian ini menganalisis peran musik sebagai pendekatan kognitif dalam membentuk identitas kolektif dan memobilisasi gerakan sosial di Argentina (1976–1983) dan Indonesia (2014–2024), dua negara dengan autokratisasi radikal yang berbeda: Argentina sebagai autokrasi tertutup (radikal-penuh) dan Indonesia sebagai autokrasi elektoral (radikal-parsial). Menggunakan pendekatan kognitif, penelitian ini mengeksplorasi tiga dimensi kepentingan pengetahuan—kosmologis, teknologis, dan organisasional—yang menunjukkan bagaimana musik berfungsi sebagai medium resistensi politik. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa di Argentina, musik dengan lirik metaforis menyebar melalui media fisik seperti konser tertutup, sementara di Indonesia, musik dengan lirik literal didukung oleh media sosial untuk memperluas diseminasi pesan. Persamaan utama adalah peran musik dalam menciptakan visi dunia alternatif, menyediakan ruang distribusi inovatif, serta membangun jaringan solidaritas kolektif. Musik terbukti menjadi alat resistensi yang fleksibel dalam menghadapi otoritarianisme.
This study analyzes the role of music as a cognitive approach in shaping collective identity and mobilizing social movements in Argentina (1976–1983) and Indonesia (2014–2024), two countries experiencing different forms of radical autocratization: Argentina as a closed autocracy (radical-complete) and Indonesia as an electoral autocracy (radical-partial). Employing a cognitive approach, this research explores three key dimensions of knowledge interests—cosmological, technological, and organizational—which demonstrate how music functions as a medium of political resistance. The findings reveal that in Argentina, music with metaphorical lyrics was disseminated through physical media such as closed concerts, while in Indonesia, music with literal lyrics was supported by social media to broaden message dissemination. The main similarity lies in music’s role in creating alternative worldviews, providing innovative spaces for distribution, and building networks of collective solidarity. Music thus proves to be a flexible tool of resistance in the face of authoritarianism.
Kata Kunci : Pendekatan Kognitif, Mobilisasi Gerakan Sosial, Identitas Kolektif, Rock Nacional, Musik, León Gieco, Luis Alberto Spinetta, Charly García, Argentina, Cholil Mahmud, Baskara Putra, Fajar Merah, Indonesia.