Laporkan Masalah

WUKU GUMBREG DAN WUKU WATUGUNUNG DALAM NASKAH S?RAT PAWUKON SK.64 KOLEKSI MUSEUM SONOBUDOYO KAJIAN TEKS DAN ILUSTRASI

HANIF IMAM RASYID, R.Bima Slamet Raharja, S.S., M.A.

2025 | Skripsi | SASTRA NUSANTARA

Naskah S?rat Pawukon (SK.64) koleksi Museum Sonobudoyo merupakan salah satu bagian dari korpus naskah primbon. Naskah ini berisi mengenai ilustrasi pawukon, nama hari dalam budaya Jawa, perhitungan hari untuk berkegiatan, dan cerita leluhur Jawa.  Naskah ini ditulis dalam aksara Jawa dan bahasa Jawa. Oleh karenanya, melalui penerapan teori filologi, penelitian ini berupaya menyajikan suntingan teks dan terjemahan, agar dapat dinikmati oleh pembaca umum.

 

Penelitian ini membahas ilustrasi dari dua pawukon, yaitu wuku Gumbreg dan wuku Watugunung. Pada setiap wuku terdapat sembilan ilustrasi. Berdasarkan teori trikotomi dan pictoral turn diketahui bahwa Ilustrasi ini terbagi menjadi dua bagian. Ilustrasi bagian pertama berisi tentang watak seorang individu yang disimbolkan dengan tokoh wayang dewa Bathara Cakra pada wuku Gumbreg, Bathara Antaboga dan Bathari Nagagini pada wuku Watugunung, wayang kesatria yang diambil dari 30 anggota keluarga Prabu Watugunung, selanjutnya ada simbol pohon, burung, bangunan dan air. Pada bagian atas gambar terdapat deskripsi yang menerangkan siapa nama wayang, jenis pohon, jenis burung, keterangan ukuran atau arah bangunan, dan keadaan air yang menyimbolkan watak seorang individu. Ada satu simbol yang merupakan bagian wuku tetapi dihambarkan pada lembar kelompok ilustrasi kedua, simbol tersebut menunjukkan kepala rasaksa, sebagai simbol arah naas berdasar arah hadap rasaksa.

 

Pada kelompok ilustrasi kedua berisi mengenai delapan kolom bergambar. Tuju dari delapan kolom tersebut merupakan bagian wewaran yang menyimbolkan keadaan satu minggu, serta pedoman kegiatan atau agenda yang dilakukan pada masa itu. Satu kolom samadengan satu hari. Disampaikan dengan media gambar berupa elemen alam seperti air, manusia, binatang, dan tumbuhan. Pada setiap kolom terdiri dari dua sampai tiga gambar berbeda, setiap gambar mewakili makna tertentu. Ada enam siklus hari dalam budaya jawa ditambah dua siklus gabungan yang dirangkai dalam satu kolom gambar, mulai dari hari pasaran, paringkelan, padinan, padewan padangon dan siklus gabungan yang disebut s?ngkan-turunan serta pancasuda. Dua gambar diambil dari paringkelan dan padangon, dibeberapa kolom tertentu juga menampilkan gambar dari s?ngkan-turunan, Sedangkan hari-hari yang lain hanya dituliskan dalam deskripsi aksara pada sisi-sisi kolom.  semua siklus itu dirangkai menjadi satu bergabung bergantian dalam satu minggu.

 

 

 

 

Kata kunci: Primbon, Pawukon, Jawa, suntingan teks, terjemahan, ilustrasi

The S?rat Pawukon manuscript (SK.64) collected by Sonobudoyo Museum is one part of the primbon manuscript corpus. This manuscript contains illustrations of pawukon, names of days in Javanese culture, calculation of days for activities, and stories of Javanese ancestors.  This manuscript is written in Javanese script and Javanese language. Therefore, through the application of philological theory, this research seeks to present text edits and translations, so that they can be enjoyed by general readers. 


This research discusses illustrations from two pawukon, namely wuku Gumbreg and wuku Watugunung. In each wuku there are nine illustrations. Based on the theory of trichotomy and pictoral turn, it is known that this illustration is divided into two parts. The first part of the illustration contains the character of an individual symbolised by the puppet god Bathara Cakra in wuku Gumbreg, Bathara Antaboga and Bathari Nagagini in wuku Watugunung, warrior puppets taken from 30 family members of Prabu Watugunung, then there are symbols of trees, birds, buildings and water. At the top of the picture there is a description explaining the name of the puppet, the type of tree, the type of bird, a description of the size or direction of the building, and the condition of the water which symbolises the character of an individual. There is one symbol that is part of the wuku but depicted on the second illustration group sheet, the symbol shows the head of the rasaksa, as a symbol of the ill-fated direction based on the facing direction of the rasaksa.


The second group of illustrations contains eight illustrated columns. Seven of the eight columns are part of the wewaran that symbolises the state of the week, as well as guidelines for activities or agendas carried out at that time. One column is equal to one day. Delivered with pictures of natural elements such as water, people, animals, and plants. Each column consists of two to three different images, each representing a particular meaning. There are six day cycles in Javanese culture plus two combined cycles in one column, ranging from pasaran, paringkelan, padinan, padewan, padangon and a combined cycle called s?ngkan-turunan and pancasuda. Two images are taken from paringkelan and padangon, some columns also feature images from s?ngkan-turunan, while other days are only written in script descriptions on the sides of the column.  There all cycle combined into seven days



Keywords: Primbon, Pawukon, Java, History Text editing, Translation, Ilustration

Kata Kunci : Primbon, Pawukon, Jawa, suntingan teks, terjemahan, ilustrasi

  1. S1-2025-463117-abstract.pdf  
  2. S1-2025-463117-bibliography.pdf  
  3. S1-2025-463117-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2025-463117-title.pdf