Praktik Female Genital Mutilation/Cutting Di Sierra Leone: Tinjauan Kritis Melalui Perspektif Hak Asasi Manusia
Raisa Mutiara Diani, Prof. Dr. Dafri Agussalim, M. A.
2025 | Skripsi | Ilmu Hubungan InternasionalFemale Genital Mutilation/Cutting (FGM/C) merupakan praktik yang marak terjadi di Sierra Leone, dengan prevalensi mencapai 83% pada tahun 2019. Praktik ini berakar kuat dalam norma budaya masyarakat dan sering kali dijustifikasi menggunakan relativisme budaya. Meskipun Sierra Leone telah meratifikasi berbagai perjanjian internasional yang melarang FGM/C, pemerintah tidak tegas dalam mengkriminalisasi praktik ini. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis praktik FGM/C di Sierra Leone melalui perspektif konstruktivisme, serta perdebatan antara relativisme budaya dan universalisme hak asasi manusia (HAM). Dengan menggunakan metode kualitatif berbasis studi kasus, penelitian ini mengkaji faktor sosial, budaya, politik, dan ekonomi yang berkontribusi terhadap keberlanjutan FGM/C. Temuan menunjukkan bahwa kuatnya pengaruh masyarakat Bondo, kepentingan politik, serta minimnya alternatif ekonomi bagi pelaku ritual menjadi hambatan utama dalam penghapusan FGM/C, sehingga keterlibatan komunitas dengan menyoroti keseimbangan antara penghormatan terhadap budaya dan advokasi hak asasi manusia menjadi penting untuk dilakukan.
Female Genital Mutilation/Cutting (FGM/C) is a widespread practice in Sierra Leone, with a prevalence reaching 83% in 2019. This practice is deeply rooted in cultural norms and is often justified through cultural relativism. Although Sierra Leone has ratified various international agreements that prohibit FGM/C, the government remains indecisive in criminalizing the practice. This study aims to analyze the practice of FGM/C in Sierra Leone through the lens of constructivism, as well as the debate between cultural relativism and the universality of human rights. Using a qualitative case study approach, this research examines the social, cultural, political, and economic factors that contribute to the persistence of FGM/C. Findings show that the strong influence of the Bondo society, political interests, and the lack of economic alternatives for ritual practitioners are key obstacles to the eradication of FGM/C. Therefore, community-based engagement that balances cultural respect and human rights advocacy is crucial in addressing this issue.
Kata Kunci : Female Genital Mutilation/Cutting, Sierra Leone, Hak Asasi Manusia, Relativisme Budaya, Konstruktivisme, Masyarakat Bondo.