Strategi Bertahan Pekerja Lepas Sektor Informal: Studi pada Porter di Stasiun Kereta Api Yogyakarta

Neta Harmisa Dean, Dr. Subando Agus Margono, M.Si.

2025 | Skripsi | ILMU ADMINISTRASI NEGARA (MANAJEMEN DAN KEBIJAKAN PUBLIK)

Selama beberapa tahun terakhir, pekerja lepas digadang-gadang menjadi pilihan berbagai pihak sebagai profesi dan pekerjaan yang ditekuni. Adanya bantuan teknologi pun turut mendorong pekerja lepas terkhususnya sektor informal untuk berkembang meskipun diiringi dengan ketidakstabilan dunia kerja yang ditempuh. Telah ada sejak lama, porter Stasiun Kereta Api Yogyakarta, sama halnya dengan pekerja lepas yang ada saat ini merasakan situasi yang serupa di samping dengan kondisi di kelilingi sektor formal layaknya PT. Kereta Api Indonesia (Persero). Untuk itu, penelitian ini mengakomodasi jenis kualitatif sehingga dapat menganalisis pertanyaan penelitian dengan strategi pendekatan fenomenologi. Melalui observasi terhadap keseharian porter dan interaksi yang ada antara mereka dengan pihak KAI di Stasiun Kereta Api Yogyakarta dan dukungan data sekunder yang diliput, penelitian ini menemukan adanya strategi bertahan hidup yang dibangun oleh porter yang tidak hanya melibatkan diri sendiri. Hal ini ditunjukan dengan adanya keterlibatan paguyuban porter sebagai komunitas informal dengan memberikan jaminan yang tidak dapat diberikan oleh KAI sebelumnya serta relasi berupa negosiasi yang dibangun antara paguyuban porter dengan pihak KAI yakni Stasiun Kereta Api Yogyakarta. Temuan tersebut dapat memperkuat perihal banyaknya faktor yang dapat mendorong strategi bertahan hidup bagi para pekerja lepas.

Over the past few years, freelancers have been expected to be the choice of various parties as professions and occupations that are being pursued. Technology assistance also encourages freelancers, especially the informal sector, to develop despite the instability of the working world. There has been a long time ago, porter Stasiun Kereta Api Yogyakarta, as well as the current freelancers, feels a similar situation in addition to the conditions surrounded by formal sectors such as PT. Kereta Api Indonesia (Persero). For this reason, this study accommodates qualitative types so that it can analyze research questions using phenomenological approach strategies. Through observation of the daily life of the porters and the interaction between them and the KAI at the Stasiun Kereta Api Yogyakarta and the support of secondary data covered, this study found that there was a survival strategy built by porters that did not only involve themselves. This is indicated by the involvement of the porter community as an informal community by providing assurances that could not be provided by the previous KAI and the relationship in the form of negotiations built between the porter community and KAI which is Stasiun Kereta Api Yogyakarta. The findings can strengthen the number of factors that can encourage survival strategies for freelancers.

Kata Kunci : Strategi Bertahan Hidup, Pekerja Lepas, Komunitas Informal, Relasi antara Organisasi Formal dengan Informal