Kekejaman Israel sebagai Memori Kolektif Bangsa Palestina dalam Novel Tafsilun Sanawiyyun Karya Adania Shibli: Analisis Sosiologi Sastra

CHELSEA MELINDA NABILLA FARQA, Hamdan, S.S., M.A.

2025 | Skripsi | SASTRA ARAB

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap kekejaman Israel sebagai memori kolektif bangsa Palestina akibat peristiwa nakbah tahun 1948 dalam novel Tafsilun Sanawiyyun karya Adania Shibli. Novel ini berlatar tempat di gurun Negev, tepi barat wilayah Palestina, yang menceritakan tentang tindak kekejaman Israel dan upaya penghapusan bukti kekejaman tersebut. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah sosiologi sastra dengan metode penelitian deskriptif analitik.

Hasil penelitian mengungkapkan bahwa dalam novel Tafsilun Sanawiyyun terdapat dua bentuk kekejaman Israel terhadap Palestina, yaitu pembersihan etnis dan tindak kekerasan pada perempuan. Bukti kekejaman tersebut sengaja dihilangkan oleh Israel untuk menjaga narasi resmi sejarah negara Israel. Penghilangan bukti dilakukan dengan dua strategi utama, yaitu penghilangan identitas geografis dan larangan akses bukti tindak kekerasan. Sebagai memori kolektif, penelitian ini menemukan tiga bentuk memori kolektif yang terus diingat akibat kekejaman Israel, yaitu tempat fisik markas Zionis sebagai lokasi kekerasan, tindak kekerasan sebagai peristiwa traumatis, penghancuran desa dan kota sebagai upaya penghilangan identitas geografis. 

This study aims to reveal Israeli atrocities as a collective memory of the Palestinian people due to the nakbah (catastrophe) of 1948 in the novel Tafsilun Sanawiyyun by Adania Shibli. The novel is set in the Negev desert, on the western edge of the Palestinian territory, and tells of Israeli violence and attempts to erase evidence of these violence. The theory used in this research is literary sociology with a descriptive-analytic research method.

The results of the study reveal that in the novel Tafsilun Sanawiyyun there are two forms of Israeli cruelty against Palestine, namely ethnic cleansing and violence against women. Evidence of these violence was deliberately omitted by Israel to maintain the official narrative of the history of the Israeli state. The removal of evidence was carried out with two main strategies, namely the removal of geographical identity and the prohibition of access to evidence of violence. As a collective memory, this study found three forms of collective memory that continue to be remembered due to Israeli atrocities, namely (1) the physical location of Zionist headquarters as a site of violence, acts of violence as traumatic events, the destruction of villages and cities as an attempt to erase geographical identity. 

Kata Kunci : Tafsilun Sanawiyyun, kekejaman Israel, memori kolektif