FOTOGRAFI SEBAGAI ARSIP VISUAL KEMATIAN DALAM RITUAL PEMAKAMAN KATOLIK DI GEREJA ST. ALBERTUS AGUNG YOGYAKARTA: PERSPEKTIF ROLAND BARTHES
Diales Gaalends, Prof. Dr. Rr. Siti Murtiningsih, S.S., M.Hum.; Dr. Sindung Tjahyadi, M.Hum.
2025 | Skripsi | ILMU FILSAFAT
Penelitian ini bertujuan untuk memahami peran fotografi sebagai arsip visual kematian dalam ritual pemakaman Katolik di Gereja St. Albertus Agung Yogyakarta, dengan menggunakan perspektif Roland Barthes. Fotografi dalam konteks ini tidak hanya bertindak sebagai dokumentasi visual, tetapi juga berfungsi sebagai medium spiritual yang menghubungkan kehidupan, kematian, dan ingatan.
Kajian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode hermeneutika filosofis. Data diperoleh melalui observasi langsung pada ritual pemakaman, wawancara dengan pihak gereja, serta kajian literatur yang mencakup karya-karya Barthes seperti “Camera Lucida”. Konsep Barthes tentang studium dan punctum digunakan untuk menganalisis dimensi emosional dan kultural dalam fotografi pemakaman, yang mencerminkan memento mori atau pengingat kefanaan manusia.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa fotografi dalam ritual pemakaman Katolik berfungsi sebagai arsip visual yang tidak hanya merekam elemen-elemen liturgis dan spiritual, tetapi juga menyimpan jejak keberadaan manusia. Fotografi ini mempertegas makna spiritualitas Katolik, di mana simbol-simbol seperti salib, lilin, dan doa menjadi pengingat akan kehidupan abadi. Temuan ini menegaskan bahwa fotografi dapat menjadi medium refleksi yang mendalam tentang kefanaan hidup, sekaligus membangun memori kolektif dalam tradisi keagamaan.
This research aims to understand the role of photography as a visual archive of death in Catholic funeral rituals at St. Albertus the Great Church Yogyakarta, using the perspective of Roland Barthes. Photography in this context not only acts as visual documentation, but also functions as a spiritual medium that connects life, death and memory.
This study uses a qualitative
approach with a philosophical hermeneutic method. Data was obtained through
direct observation of the funeral ritual, interviews with the church, as well
as a literature review that included Barthes' works such as “Camera Lucida”.
Barthes' concepts of studium and punctum were used to analyze the emotional and
cultural dimensions of funeral photography, which reflect memento mori or
reminders of human mortality.
The results show that photography in Catholic
funeral rituals functions as a visual archive that not only records liturgical
and spiritual elements, but also keeps traces of human existence. It emphasizes
the meaning of Catholic spirituality, where symbols such as crosses, candles,
and prayers become reminders of eternal life. The findings confirm that
photography can be a medium for deep reflection on the transience of life, as
well as building collective memory in religious traditions.
Kata Kunci : photography, visual archive, death, Catholic funeral, Roland Barthes