Analisis Semiotika terhadap Agensi Perempuan dalam Serial Gadis Kretek
Adinda Aulia Puteri, Desintha Dwi Asriani, S.Sos., M.A., Ph.D
2025 | Skripsi | Sosiologi
Penelitian ini mengupas representasi agensi perempuan dalam serial Gadis Kretek melalui pendekatan semiotika Roland Barthes. Sebagai adaptasi novel karya Ratih Kumala, serial ini menghadirkan isu-isu ketidaksetaraan gender, subordinasi perempuan, dan budaya patriarki yang kental dalam konteks budaya Jawa. Fokus penelitian adalah pada karakter Jeng Yah, tokoh perempuan utama yang digambarkan menghadapi stereotip dan hambatan budaya di industri kretek, namun berhasil menunjukkan resistensi dan negosiasi untuk menciptakan ruang bagi pemberdayaan perempuan.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan analisis semiotika untuk mengungkap tanda-tanda visual, dialog, dan narasi yang digunakan untuk merepresentasikan perjuangan perempuan. Dengan menggunakan teori agensi feminis dari Seyla Benhabib, penelitian ini juga mengeksplorasi bagaimana narasi gender dan budaya patriarki direproduksi dalam serial tersebut. Temuan penelitian menunjukkan bahwa citra perempuan dalam serial ini menampilkan beragam bentuk resistensi, seperti keberhasilan Jeng Yah dalam menciptakan inovasi kretek yang diakui luas. Serial ini juga memanfaatkan berbagai arena seperti pakaian, dialog, dan adegan untuk mereproduksi pemahaman tentang agensi dan perlawanan perempuan terhadap norma-norma patriarki.
This study examines the representation of women's agency in the series Gadis Kretek using Roland Barthes' semiotics approach. As an adaptation of the novel by Ratih Kumala, the series highlights issues of gender inequality, women's subordination, and a deeply rooted patriarchal culture within the context of Javanese society. The focus of the research is on Jeng Yah, the main female character, who is depicted as confronting stereotypes and cultural barriers in the kretek industry while successfully demonstrating resistance and negotiation to create space for women's empowerment.
This study employs a qualitative method with semiotic analysis to uncover visual signs, dialogues, and narratives used to represent women's struggles. Using Seyla Benhabib's feminist agency theory, the research also explores how gender narratives and patriarchal culture are reproduced within the series. The findings reveal that the portrayal of women in this series exhibits diverse forms of resistance, such as Jeng Yah’s success in developing widely recognized kretek innovations. The series also utilizes various elements such as clothing, dialogue, and scenes to reproduce the understanding of agency and women’s resistance to patriarchal norms.
Kata Kunci : Agensi perempuan, Semiotika, Patriarki, Gender, Budaya Jawa, Gadis Kretek