Hubungan Antara Kelekatan Orang Tua dan Teman Sebaya dengan Risiko Gangguan Emosi dan Perilaku pada Remaja di SMPIT Ihsanul Fikri Boarding School Magelang
Dina Puji Ristiyanti, dr. Irwan Supriyanto, Ph.D, Sp.KJ; Dr. Dra. Sumarni, M.Si, Psi
2025 | Tesis | S2 Kedokteran Klinik
Latar Belakang: belakang:Belakang: Masa
remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak ke masa dewasa yang ditandai
dengan tingkat perkembangan serta kematangan biologis dan emosional yang cepat.
Konsekuensi terhadap berbagai situasi baru harus dihadapi sehingga remaja harus
mampu menyesuaikan diri dan mengendalikan emosi. Remaja yang tinggal di asrama
mempunyai tantangan yang berbeda
dibandingkan remaja yang kembali ke rumah, sehingga rentan mengalami risiko
gangguan emosi dan perilaku. Kelekatan orang tua dan teman sebaya merupakan
salah satu faktor yang mempengaruhi timbulnya gangguan emosi dan perilaku pada
remaja. Pengetahuan mengenai faktor yang mempengaruhi risiko gangguan emosi dan
perilaku penting untuk mengetahui dukungan atau bantuan yang dibutuhkan dalam
meningkatkan kesejahteraan psikologis remaja di sekolah asrama.
Tujuan penelitian: untuk
menganalisis hubungan antara kelekatan orang tua dan teman sebaya dengan risiko
gangguan emosi dan perilaku di SMPIT Ihsanul Fikri Boarding School
Magelang.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross-sectional. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII-IX SMPIT Ihsanul Fikri Boarding School Magelang, dengan jumlah subjek peneltian sebanyak 176 siswa. Kelekatan orang tua dan teman sebaya akan diukur menggunakan instrumen IPPA-R dan risiko gangguan emosi dan perilaku akan diukur menggunakan instrumen SDQ. Analisis bivariat data menggunakan Uji Chi-Square, dan uji Fisher’s exact apabila terdapat expected counts < 5>
Hasil: Penelitian
ini didapatkan dengan risiko gangguan emosi dan perilaku sebesar 13,6?rdasarkan skor total kesulitan
kuisioner SDQ, dengan 13,6% masalah emosional, 9,7 % masalah perilaku, 8%
hiperaktivitas, 7,4% masalah dengan teman sebaya, dan 11,4 % memiliki risiko
masalah prososial. Tidak terdapat hubungan yang bermakna
secara statistik antara kelekatan ibu (p=0,648, CC=0,034), dan ayah (p=0,052;
CC=0,168) dengan risiko gangguan emosi dan perilaku. Sedangkan, kelekatan teman
sebaya (p=0,004; CC=0,212) berhubungan signifikan secara statistik dengan
risiko gangguan emosi dan perilaku pada remaja di sekolah asrama. Hasil
analisis multivariat didapatkan kelekatan teman sebaya memberikan kontribusi
pengaruh 8,4% terhadap risiko gangguan emosi dan perilaku remaja.
Kesimpulan: Terdapat
hubungan antara kelekatan teman sebaya dengan risiko gangguan emosi dan
perilaku pada remaja di SMPIT Ihsanul Fikri Boarding School Magelang.
Background: Adolescence is
a transitional period from childhood to adulthood, characterized by rapid
biological and emotional development. Adolescents must face various new
situations, requiring them to adapt and regulate their emotions. Those living
in boarding schools encounter different challenges compared to those who return
home, making them more vulnerable to emotional and behavioral disorders.
Parental and peer attachment is one of the factors influencing the emergence of
these disorders. Understanding the factors that contribute to the risk of
emotional and behavioral disorders is essential to identifying the support or
assistance needed to enhance the psychological well-being of adolescents in
boarding schools.
Aims: to determine the association
between parental and peer attachment and the risk of emotional and behavioral
disorders in adolescents at Boarding Schools.
Methods: This study is an analytical observational study with a cross-sectional approach. The study subjects were eighth and ninth-grade students from SMPIT Ihsanul Fikri Boarding School Magelang, with a total of 176 students. Parental and peer attachment was measured using the IPPA-R (Inventory of Parent and Peer Attachment - Revised), while the risk of emotional and behavioral disorders was assessed using the SDQ (Strengths and Difficulties Questionnaire). Bivariate analysis was conducted using the Chi-Square test, and Fisher’s exact test was applied when expected counts were <5>
Results: The study found
that the risk of emotional and behavioral disorders was 13.6?sed on the
total difficulty score of the SDQ questionnaire, with 13.6% experiencing
emotional problems, 9.7?havioral problems, 8% hyperactivity, 7.4% peer
relationship problems, and 11.4% at risk of prosocial problems. There was no
statistically significant association between maternal attachment (p=0.648,
CC=0.034) and paternal attachment (p=0.052; CC=0.168) with the risk of
emotional and behavioral disorders. However, peer attachment (p=0.004;
CC=0.212) was statistically significantly associated with the risk of emotional
and behavioral disorders among adolescents in Boarding Schools. Multivariate
analysis showed that peer attachment contributed 8.4% to the risk of emotional
and behavioral disorders in adolescents.
Conclusion: There is a
significant association between peer attachment and the risk of emotional and
behavioral disorders among adolescents at SMPIT Ihsanul Fikri Boarding School
Magelang.
Kata Kunci : Boarding School, Gangguan Emosi dan Perilaku, Kelekatan Orang Tua dan Teman Sebaya, Remaja