Laporkan Masalah

Representasi Ruang Urban dan Kelas Menengah dalam Web Series Indonesia: Analisis Multimodal pada Web Series Transit, Jejak Warna: Cerita Tentang Perubahan, dan Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini

Aidatul Chusna, Budi Irawanto, M.A., Ph.D.; Dr. Dian Arymami, S.I.P., M.Hum.

2025 | Disertasi | S3 Kajian Budaya dan Media

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji representasi kelas menengah dan ruang urban dalam web series Indonesia berjudul Transit, Jejak Warna: Cerita tentang Perubahan, dan Nanti Kita Cerita tentang Hari Ini, serta mengungkap makna serta nilai-nilai yang ingin disampaikan dari representasi tersebut, terutama dalam kaitannya dengan wacana modernitas masyarakat urban. Fokus dari penelitian ini adalah bagaimana identitas kelas menengah terbentuk melalui pengalaman spasial individu-individu di berbagai ruang urban yang dihuni dan digunakan. Untuk memenuhi tujuan penelitian tersebut, saya menggunakan beberapa teori, yaitu: representasi media, ruang naratif, kelas sosial, serta konsep modernitas. Dengan pendekatan tekstual dan metode analisis multimodal, penelitian ini dilakukan dengan mengkaji moda visual dan verbal sekaligus unsur-unsur sinematis dalam beberapa scene (adegan) yang telah dikumpulkan dan dipilih tersebut. Penelitian ini menemukan adanya paradoks dalam pengalaman spasial kelas menengah dalam kaitannya dengan modernitas masyarakat urban, yang tergambar melalui tiga hal penting, yaitu: (1) modernitas ditandai dengan adanya masyarakat urban yang mobile, namun bagi kelas menengah mobilitas tersebut tetap terbatas; (2) modernitas ditandai dengan adanya kebebasan individu, namun kebebasan tersebut tetap membelenggu kelas menengah; (3) ruang maskulin, yaitu bahwa ruang urban dibentuk dengan dominasi nilai-nilai maskulin, yang pada akhirnya membatasi  akses dan partisipasi perempuan kelas menengah dalam ruang publik. Paradoks ini membuktikan bahwa sebagai produk dari konstruk sosial ruang dipengaruhi oleh relasi kelas dan relasi gender. Dengan demikian, ruang adalah kelas, ruang adalah gender. 

The research aims to investigate the representation of the middle class and urban space in the Indonesian web series entitled Transit, Jejak Warna: Cerita tentang Perubahan, and Nanti Kita Cerita tentang Hari Ini; and reveal the meaning and values of the representation, especially in relation to the discourse of modernity in urban society. The focus of this research is how middle class identity is formed through the spatial experiences of individuals in the various urban spaces they inhabit and use.To fulfill the research objectives above, I used several theories, namely: media representation, narrative space, social class, and modernity theory. Using a textual approach and multimodal analysis methods, this research was carried out by examining visual and verbal modes as well as cinematic elements in several scenes that had been collected and selected previously to see the images and narratives built in the web series. This research finds a paradox in the spatial experience of the middle class in relation to the modernity of urban society, which is illustrated by three important things; namely: (1) modernity is characterized by the existence of a mobile urban society, but for the middle class this mobility remains limited; (2) modernity is characterized by individual freedom, but this freedom still shackles the middle class; and (3) masculine space, namely that urban space is formed with the dominance of masculine values, which ultimately limits middle class women's access and participation in public space. This paradox proves that space as a product of social constructs is influenced by class relations and gender relations. In short, space is class; space is gender.

Kata Kunci : kelas menengah, ruang naratif, modernitas, paradox/middle class, narrative space, modernity, paradox

  1. S3-2025-450485-abstract.pdf  
  2. S3-2025-450485-bibliography.pdf  
  3. S3-2025-450485-tableofcontent.pdf  
  4. S3-2025-450485-title.pdf