Laporkan Masalah

Analisis Hubungan Kekerasan Verbal dengan Tingkat Stres Petugas Kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah Wonosari Gunung Kidul

Eugenius Tjong, dr. Ida Bagus Gede Surya Putra Pidada, SpF.M(K), MH. ; Dr. Drs. Abdul Wahab, MPH ; dr. Hendro Widagdo, Sp.F.M.(K).

2025 | Skripsi | PENDIDIKAN DOKTER

Pendahuluan:  Meningkatnya permasalahan kekerasan verbal di tempat kerja pada petugas kesehatan, terutama di lingkungan medis seperti rumah sakit serta klinik menjadi masalah yang semakin sering terjadi. Kekerasan verbal dapat terjadi dalam berbagai bentuk seperti pengancaman, bullying, pelecehan seksual, hingga diskriminasi ras. Kekerasan verbal di tempat kerja pada tenaga medis dan tenaga kesehatan dapat menimbulkan dampak negatif pada kesejahteraan mereka, termasuk permasalahan kesehatan mental dan fisik sehingga menyebabkan kinerja tenga medis dan tenaga kesehatan yang kurang baik. Untuk mengenali lebih dalam mengenai kekerasan verbal pada lingkungan medis, perlu diketahui hubungan kekerasan verbal dengan tingkat stress yang dialami petugas Kesehatan di RSUD Wonosari Gunung Kidul.

Tujuan: Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kekerasan verbal dengan tingkat stres petugas kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah Wonosari Gunung Kidul. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk Mengetahui apakah usia, jenis kelamin, profesi, dan durasi kerja mempengaruhi hasil analisis hubungan antara kekerasan verbal dengan tingkat stres petugas kesehatan RSUD Wonosari Gunung Kidul. 

Metode: Penelitian ini menggunakan metode analitik observasional dengan pendekatan secara cross-sectional. Penelitian ini menggunakan data sekunder dengan memanfaatkan survei yang telah dilakukan oleh Pidada  & Wahab (2023).

Hasil: Usia petugas kesehatan diatas 50 tahun lebih banyak mengalami stres sedang sebesar 83,3% sedangkan petugas kesehatan dengan usia 20-49 tahun lebih banyak mengalami stres ringan sebesar 61,1%. Terdapat hubungan yang signifikan antara usia petugas kesehatan dengan tingkat stres yang dialami (p=0,008). Terdapat 3 profil petugas kesehatan yang tidak memiliki hubungan signifikan dengan tingkat stres yaitu jenis kelamin (p=0,204), profesi (p=0,512), dan durasi bekerja (p=0,768). Tidak terdapat hubungan signifikan antara kekerasan verbal dengan tingkat stres (p=0,666)

Kesimpulan: Petugas kesehatan RSUD Wonosari Gunung Kidul yang mengalami kekerasan verbal berisiko 3 kali lipat mengalami stres sedang dibandingkan yang tidak mengalami kekerasan verbal meskipun hubungan kedua variabel tidak signifikan. Terdapat hubungan signifikan antara usia dengan tingkat stres dengan petugas kesehatan yang berusia diatas 50 tahun berisiko 10 kali lipat lebih tinggi mengalami stres daripada petugas kesehatan yang berusia 20- 49 tahun. Tidak terdapat hubungan signifikan antara jenis kelamin, profesi, dan durasi kerja petugas kesehatan dengan tingkat stres.


Background: The increasing problem of verbal violence in the workplace against health workers, especially in medical environments such as hospitals and clinics, is becoming a problem that occur more frequently in health care settings. Verbal abuse can occur in various forms such as threats, bullying, sexual harassment, and racial discrimination. Verbal abuse in the workplace against medical and health workers can have a negative impact on their well-being, including mental and physical health problems, resulting in poor performance of medical and health workers. To understand more about verbal violence in the medical environment, it is necessary to know the relationship between verbal violence and the level of stress experienced by health workers at Rumah Sakit Umum Daerah Wonosari Gunung Kidul

Objective: The study aims to determine the relationship between verbal violence and the level of stress of health workers at Rumah Sakit Umum Daerah Wonosari Gunung Kidul. In addition, this study also aims to determine whether age, gender, profession, and duration of work affect the analysis results of the relationship between verbal violence and the level of stress of health workers at RSUD Wonosari Gunung Kidul.

Methods: This study uses an observational analytical method with a cross-sectional approach. This study uses secondary data by utilizing a survey conducted by Pidada & Wahab (2023).

Results: Health workers aged over 50 years experienced more moderate stress by 83.3% while health workers aged 20-49 years experienced more mild stress by 61.1%. There was a significant relationship between the age of health workers and the level of stress experienced (p = 0.008). There are 3 profiles of health workers that did not have a significant relationship with stress levels, namely gender (p = 0.204), profession (p = 0.512), and duration of work (p = 0.768). There is no significant relationship between verbal violence and stress levels (p = 0.666)

Conclusion: Health workers at Rumah Sakit Umum Daerah Wonosari Gunung Kidul who experienced verbal violence were 3 times more at risk of experiencing moderate stress than those who did not experience verbal violence, although the relationship between the two variables was not significant. There was a significant relationship between age and stress levels with health workers aged over 50 years having a 10 times higher risk of experiencing stress than health workers aged 20-49 years. There is no significant relationship between gender, profession, and duration of work of health workers with stress levels.

Kata Kunci : Kekerasan verbal, Petugas kesehatan, Tingkat stres, Verbal violence, Healthcare workers, Stress levels

  1. S1-2025-473294-abstract.pdf  
  2. S1-2025-473294-bibliography.pdf  
  3. S1-2025-473294-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2025-473294-title.pdf