Laporkan Masalah

Model Tata Kelola Warisan Budaya Terpadu Kawasan Borobudur: Pendekatan Arkeologi Komunitas

Hafizhuddin, Dr. Tjahjono Prasodjo, M.A.

2025 | Tesis | S2 Arkeologi

Pengelolaan Kawasan Borobudur menghadapi tantangan kompleks terkait koordinasi multipihak dan pelibatan masyarakat. Penelitian ini bertujuan mengembangkan model pengelolaan terpadu yang mengintegrasikan pendekatan arkeologi komunitas, untuk menjawab tuntutan UNESCO akan pembentukan badan pengelola terintegrasi yang melibatkan multiple stakeholders. Penelitian kualitatif ini menggunakan metode wawancara mendalam dan focus group discussion dengan para pemangku kepentingan Kawasan Borobudur. Data dianalisis menggunakan pendekatan tematik guna mengidentifikasi pola dan tema utama. Hasil penelitian menunjukkan empat komponen kunci model pengelolaan terpadu: (1) nilai penting kawasan yang tercermin dalam ikatan kolektif masyarakat, panduan kesejahteraan bersama, kesatuan makna antara candi dengan evolusi masyarakat, dan peran sebagai sumber kebijaksanaan; (2) ruang lingkup badan pengelola yang mencakup manajemen lanskap, situs, pengunjung, dan kontrol; (3) bentuk tata kelola sebagai Badan Layanan Umum; dan (4) struktur organisasi yang melibatkan Dewan Pengarah, Dewan Pengawas, Direksi Pelaksana, Unit Khusus, serta Departemen Inti dan Pendukung. Model ini mentransformasikan pendekatan dari value-based ke value-led management melalui Forum Konsultasi Pemangku Kepentingan yang memiliki peran strategis dalam pengambilan keputusan. Penelitian ini menghasilkan kerangka kerja komprehensif untuk pengelolaan Kawasan Borobudur yang memenuhi standar internasional sekaligus memberikan manfaat nyata bagi masyarakat lokal melalui pelestarian nilai-nilai budaya dan peningkatan kesejahteraan.

The management of Borobudur Area faces complex challenges related to multi-stakeholder coordination and community involvement. This research aims to develop an integrated management model that incorporates community archaeology approach, responding to UNESCO's demand for establishing an integrated management body involving multiple stakeholders. This qualitative research employs in-depth interviews and focus group discussions with Borobudur Area stakeholders. Data were analyzed using thematic approach to identify key patterns and themes. The findings reveal four key components of integrated management model: (1) the area's significant values reflected in community's collective bonds, guidance for shared prosperity, unity of meaning between temple and community evolution, and role as source of wisdom; (2) management body scope covering landscape, site, visitor, and control management; (3) governance form as Public Service Agency; and (4) organizational structure involving Board of Directors, Supervisory Board, Executive Directors, Special Units, and Core and Supporting Departments. This model transforms the approach from value-based to value-led management through Stakeholder Consultation Forum which plays strategic role in decision-making. The research produces comprehensive framework for Borobudur Area management that meets international standards while providing tangible benefits to local communities through cultural values preservation and welfare improvement.

Kata Kunci : Borobudur, pengelolaan terpadu, arkeologi komunitas, warisan dunia, value-led management

  1. S2-2025-525613-abstract.pdf  
  2. S2-2025-525613-bibliography.pdf  
  3. S2-2025-525613-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2025-525613-title.pdf