Dampak Kinerja Lingkungan Terhadap Kinerja Keuangan: Studi Pada Perusahaan Di Wilayah ASEAN-5
Sukma Anisa Suwadji, Zuni Barokah, S.E., M.Comm., Ph.D., CA
2025 | Tesis | S2 Ilmu Akuntansi
Penelitian ini mengkaji hubungan antara Kinerja Lingkungan Perusahaan (CEP) dan Kinerja Keuangan Perusahaan (CFP) pada perusahaan non-keuangan yang terdaftar di negara ASEAN-5. Ketidakkonsistenan hasil studi sebelumnya terkait hubungan CEP-CFP serta minimnya penelitian di ASEAN-5 mengindikasikan adanya kesenjangan penelitian. Selain itu, peran moderasi Tata Kelola Perusahaan (CG) dan dimensi budaya nasional dalam hubungan ini belum banyak dieksplorasi. Menggunakan metode regresi data panel untuk periode 2016–2023, hasil penelitian menunjukkan bahwa CEP berpengaruh positif terhadap CFP. Namun, ukuran dewan dalam CG memoderasi hubungan CEP-CFP secara negatif, demikian pula dimensi budaya nasional, yaitu penghindaran ketidakpastian dan orientasi jangka panjang. Sebaliknya, variabel lainnya—independensi dewan, keberagaman gender, dan dimensi budaya nasional indulgensi—memoderasi hubungan ini secara positif signifikan. Hasil ini mendukung Teori Pemangku Kepentingan, Teori Ketergantungan Sumber Daya, dan Teori Kelembagaan, serta menggarisbawahi kompleksitas faktor institusional dan budaya dalam hubungan CEP-CFP. Penelitian ini mengisi kesenjangan dengan memberikan bukti empiris dari ASEAN-5 dan panduan praktis untuk meningkatkan kinerja keuangan melalui praktik lingkungan berkelanjutan, tata kelola yang efektif, serta kesesuaian budaya.
This study examines the relationship between Corporate Environmental Performance (CEP) and Corporate Financial Performance (CFP) among publicly listed non-financial companies in ASEAN-5 countries. The inconsistent findings in prior studies on the CEP-CFP relationship, combined with the limited focus on ASEAN-5 contexts, highlight a research gap. Additionally, the moderating roles of Corporate Governance (CG) and national cultural dimensions in this relationship remain underexplored. Using panel data regression, this research analyzes data from the 2016–2023 period. The findings reveal that CEP positively influences CFP. However, board size within CG negatively moderates the CEP-CFP relationship, as do national cultural dimensions such as uncertainty avoidance and long-term orientation. Conversely, other CG variables—board independence and gender diversity—and indulgence cultural dimensions positively and significantly moderate the relationship. These results align with Stakeholder Theory, Resource Dependence Theory, and Institutional Theory, emphasizing the complex interplay of institutional and cultural factors in shaping the CEP-CFP nexus. This study addresses the gaps by offering insights into how CEP impacts CFP in ASEAN-5 countries while integrating governance and cultural context into the analysis. Practically, it guides companies in optimizing financial outcomes through sustainable environmental practices and effective governance, tailored to specific cultural contexts.
Kata Kunci : CEP, CFP, CG, Hofstede's national culture, ASEAN-5