PERUBAHAN FUNGSI DAN TATA RUANG RUMAH ABDI DALEM DI JERON BETENG YOGYAKARTA
Dhemas Aryo Hutomo, Dr. Ir. Dwita Hadi Rahmi, M.A.
2025 | Tesis | S2 Teknik Arsitektur
Yogyakarta adalah jantung kebudayaan kota yang mempunyai karakteristik unik tentang sejarah dan budaya yang dipengaruhi Keraton Yogyakarta. Perkembangan zaman yang semakin pesat dan pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat tidak dapat dihindari dan memberikan dampak yang signifikan bagi kebudayaan. Fenomena ini tidak luput terjadi pada kawasan Jeron Beteng Yogyakarta yang merupakan bagian dari buffer zone warisan budaya dunia terutama pada rumah abdi dalem. Dengan adanya perkembangan zaman ini masyarakat Jeron Beteng melakukan beberapa strategi pada huniannya untuk bertahan di era modern ini salah satunya merubah fungsi dan tata ruang pada rumah untuk merespon yaitu dengan cara membangun ruang tambahan sebagai warung, mengkonversi ruangan, dan merubah bangunan menjadi fungsi komersial. Hal ini dilakukan tidak hanya untuk kebutuhan ekonomi, namun juga menyangkut tentang perubahan gaya hidup. Berdasarkan dari hal tersebut penelitian ini penting dilakukan untuk tujuan menemukan sebab terjadinya perubahan pada fungsi ruang pada rumah abdi dalem di kawasan Jeron Beteng, dan mengetahui faktor-faktor apa saja yang mendominasi perubahan fungsi ruang pada rumah abdi dalem di kawasan Jeron Beteng.
Penelitian ini menggunakan pendekatan deduktif kualitatif menggunakan metode studi kasus yang berisi pertanyaan “bagaimana” dan “mengapa” untuk menjawab penelitian. Analisis perubahan fungsi dan tata ruang dilakukan dengan cara pengumpulan data secara terperinci dan mendalam yang melibatkan berbagai sumber informasi dengan cara observasi, wawancara, pengambilan gambar, materi audiovisual, dan dokumen laporan yang ditujukan ke 13 kasus rumah abdi dalem yang tersebar di kawasan Jeron Beteng.
Hasil penelitian yang didapatkan adalah faktor yang paling mendominasi untuk mendorong berubahnya fungsi dan tata ruang yaitu faktor gaya hidup sosial dan budaya dengan cara merespon menggunakan strategi penggabungan ruang (open plan), pemecahan atau pembagian ruang, konversi ruang fungsional, penyesuaian ruang untuk kebutuhan fungsional baru dan pembangunan ruang tambahan.
Yogyakarta is the cultural heart of the city, characterized by its unique historical and cultural identity, which is heavily influenced by the Yogyakarta Palace (Keraton Yogyakarta). The rapid advancement of time and increasing population growth are inevitable, significantly impacting local culture, including in the Jeron Beteng area, which serves as part of the buffer zone of a world cultural heritage site, particularly concerning the houses of the abdi dalem (royal servants). In response to these changes, the residents of Jeron Beteng have adopted several strategies to adapt their homes to the modern era, such as modifying spatial functions and layouts by constructing additional spaces for small shops (warung), converting rooms for new uses, and transforming residential buildings into commercial establishments. These changes are driven not only by economic needs but also by shifts in lifestyle. Based on these considerations, this research aims to identify the underlying causes of spatial function changes in the abdi dalem houses within the Jeron Beteng area and determine the dominant factors influencing these spatial transformations..
This research employs a qualitative deductive approach using a case study method, incorporating "how" and "why" questions to address the research objectives. The analysis of functional and spatial changes is conducted through detailed and in-depth data collection, involving various sources of information such as observations, interviews, photography, audiovisual materials, and official reports. These methods are applied to 13 abdi dalem houses scattered throughout the Jeron Beteng area.
The research findings indicate that the most dominant factor driving changes in spatial function and layout is the socio-cultural lifestyle. This is reflected in adaptation strategies such as space integration (open plan), space division or segmentation, functional space conversion, spatial adjustments for new functional needs, and the construction of additional spaces.
Kata Kunci : prubahan fungsi dan tata ruang, abdi dalem, jeron beteng