SULAPA OPAA SEBAGAI KONSEP RUANG RUMAH MASYARAKAT SUKU MORONENE KAMPO HUKAEA LAEA KECAMATAN LANTARI JAYA, KABUPATEN BOMBANA PROVINSI SULAWESI TENGGARA
Adriyawan Jarsul Hamasi, Prof. Ir. Tarcicius Yoyok Wahyu Subroto, M.Eng.,Ph.D.,IPU
2025 | Tesis | S2 Teknik Arsitektur
Indonesia merupakan sebuah negara dengan hamparan luas yang tersusun oleh ribuan pulau yang tersebar dari ujung timur Merauke dampai ujung barat Sabang, disertai beragam bahasa, suku serta agama yang berbeda dan memiliki semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Provinsi Sulawesi Tenggara adalah daerah yang dihuni berbagai suku bangsa dari seluruh wilayah indonesia dengan mayoritas penduduk merupakan suku asli setempat yakni Suku Moronene, suku Tolaki, suku Muna dan Suku Wolio yang dipercaya sebagai suku tertua yang mendiami wilayah Sulawesi Tenggara. Daerah Kabupaten Bombana adalah daerah tempat bermukim suku Moronene. Di kabupaten Bombana terdapat perkampungan adat masyarakat suku Moronene yakni Kampo Hukaea Laea yang didalamnya terdapat bangunan-bangunan hunian dengan karakteristik khusus dan juga memiliki konsep ruang khas bagi suku Moronene. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengeksplorasi rumah masyarakat suku Moronene untuk menemukan konsep ruang dibalik wujud fisik rumah masyarakat suku Moronene Kampo Hukaea Laea.
Penelitian ini dilakukan menggunakan metode grounded theory dengan paradigma naturalistik. Pengambilan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dokumentasi, dan triangulasi pada kondisi alamiah. Lokus penelitian berada di Kampo Hukaea Laea, Kecamatan Lantari Jaya, Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara. Penentuan kasus diarahkan oleh kondisi lapangan dengan arahan dari gate keeper sebagai informan kunci, memperoleh 10 kasul bangunan rumah masyarakat Suku Moronene. Analisis data dilakukan dengan Teknik analisis induksi.
Hasil penelitian rumah masyarakat suku Moronene menghasilkan berbagai macam unit informasi yang dikelompokkan menjadi tema-tema. Tema-tema yang terbentuk didialogkan antara tema satu dan tema yang lainnya dan menghasilkan sub konsep yakni sub konsep sangia (menghormati leluhur/mahluk halus), sub konsep wonua (alam sebagai dasar pembentukan ruang) dan sub konsep samaturu (memelihara relasi sosial). Ketiga sub konsep rumah masyarakat suku Moronene tersebut diabstraksikan mengarah kepada satu rumusan konsep lokal yaitu Sulapa Opaa sebagai konsep ruang rumah masyarakat suku Moronene Kampo Hukaea Laea.
Indonesia is an expansive archipelagic country composed of thousands of islands stretching from the easternmost point in Merauke to the westernmost tip in Sabang. It is characterized by its diversity in languages, ethnic groups, and religions, unified under the motto Bhinneka Tunggal Ika (Unity in Diversity). Southeast Sulawesi Province is home to various ethnic groups from across Indonesia, with the majority being indigenous peoples such as the Moronene, Tolaki, Muna, and Wolio tribes, the latter of which is believed to be the oldest ethnic group inhabiting the region. Bombana Regency serves as the settlement area for the Moronene people. Within this regency lies Kampo Hukaea Laea, a traditional village of the Moronene tribe, where residential structures display unique characteristics and embody a distinctive spatial concept reflective of Moronene culture. This study aims to identify and explore the traditional houses of the Moronene community to uncover the spatial concepts underlying the physical form of the houses in Kampo Hukaea Laea.
This research was conducted using the grounded theory method within a naturalistic paradigm. Data collection was carried out through observation, interviews, documentation, and triangulation in natural conditions. The research locus is Kampo Hukaea Laea, Lantari Jaya sub-district, Bombana Regency, Southeast Sulawesi. Case selection was guided by field conditions with input from a gatekeeper as a key informant, resulting in the identification of 10 residential buildings of the Moronene tribe. Data analysis was performed using an inductive analysis technique.
The research findings on the houses of the Moronene tribe generated various units of information, which were grouped into thematic categories. These themes were interconnected and dialogued with one another, resulting in the formation of sub-concepts: the Sangia sub-concept (honoring ancestors/spirits), the Wonua sub-concept (nature as the foundation for spatial formation), and the Samaturu sub-concept (maintaining social relations). These three sub-concepts of Moronene community houses were abstracted into a single formulation of a local concept known as Sulapa Opaa, representing the spatial concept of the houses of the Moronene tribe in Kampo Hukaea Laea.
Kata Kunci : Sulapa Opaa, Konsep Ruang, Moronene, Kampo Hukaea Laea