Laporkan Masalah

Tingkat Kekotaan Desa-desa di Kawasan Metropolitan Pontianak

Sekar Aprilia Maharani, Prof. Ir. Bambang Hari Wibisono, M.UP., M.Sc., Ph.D., IPU.

2025 | Tesis | S2 Magist.Prnc.Kota & Daerah

Penelitian ini menganalisis tingkat kekotaan desa-desa di Kawasan Metropolitan Pontianak berdasarkan tujuh variabel utama: jumlah penduduk, kepadatan penduduk, pertumbuhan penduduk, fasilitas sosial-ekonomi, persentase lahan terbangun, proporsi penduduk non-pertanian, dan indeks sentralitas. Berdasarkan klasifikasi, wilayah ini dibagi menjadi lima kategori: desa mula, desa, calon kota, kota, dan kota lanjut. Pada tahun 2019, komposisi tingkat kekotaan terdiri atas 37,3?sa mula, 26,5?sa, 27,7?lon kota, 7,2% kota, dan 1,20% kota lanjut. Pada tahun 2023, terjadi perubahan menjadi 22,89?sa mula, 30,12?sa, 36,14?lon kota, 9,64% kota, dan 1,20% kota lanjut. Perubahan ini mencerminkan pola urbanisasi yang dinamis, dengan dominasi kategori calon kota sebagai wilayah yang potensial berkembang menjadi kawasan perkotaan. Beberapa wilayah seperti Desa Kapur, Sungai Raya, dan Arang Limbung di Kabupaten Kubu Raya menunjukkan tingkat kekotaan yang terus meningkat karena pengembangan infrastruktur dan aktivitas sosial ekonomi yang pesat. Sebaliknya, desa-desa di Kecamatan Jongkat dan Kecamatan Sungai Kakap masih menunjukkan dinamika urbanisasi yang lambat.

Analisis Principal Component Analysis (PCA) mengidentifikasi dua faktor utama yang memengaruhi tingkat kekotaan: faktor sosial-ekonomi dan faktor demografi serta penggunaan lahan. Faktor sosial ekonomi, yang meliputi fasilitas sosial-ekonomi, jumlah penduduk, dan indeks sentralitas, memiliki pengaruh dominan, dengan variabel fasilitas sosial-ekonomi menjadi kontributor utama (loading factor 0,948). Sebaliknya, variabel pertumbuhan penduduk memiliki pengaruh terendah (loading factor 0,721).

Hasil penelitian ini menekankan pentingnya peningkatan fasilitas sosial-ekonomi untuk mempercepat transformasi wilayah desa menjadi kawasan perkotaan. Upaya pengembangan wilayah juga perlu mempertimbangkan keseimbangan antara aspek demografi dan penggunaan lahan untuk menciptakan pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan di Kawasan Metropolitan Pontianak.

The Pontianak Metropolitan Area, governed by Regional Regulation No. 10 of 2014 on the Spatial Plan of West Kalimantan Province, is designated as a strategic provincial area with key sectors in trade and services, industry, and tourism. This metropolitan area comprises Pontianak City and several districts in Kubu Raya Regency and Mempawah Regency. This study aims to identify the level of urbanization and its influencing factors in the Pontianak Metropolitan Area. Using seven variables—total population, population density, population growth, non-agricultural population, built-up land, socio-economic facilities, and centrality index—this research analyzes the urbanization level in the region. The classification results indicate that the area consists of 22.89% nascent villages, 30.12% villages, 34.94% potential urban areas, 10.84% cities, and 1.20?vanced cities. Pontianak City, as the core city, exhibits a higher level of urbanization compared to its surrounding areas, such as Kubu Raya and Mempawah Regencies. The city also serves as a magnet for migrants seeking education, employment, and access to public facilities. Through Principal Component Analysis (PCA), this study identifies two main factors influencing urbanization levels. The first factor is socio-economic, encompassing total population, socio-economic facilities, and the centrality index. The second factor is demography and land use, including population density, population growth, non-agricultural population, and built-up land. These findings provide insights into the urbanization dynamics in the Pontianak Metropolitan Area, serving as a foundation for spatial planning and policy-making.

Kata Kunci : metropolitan, urbanisasi, tingkat kekotaan

  1. S2-2025-512457-abstract.pdf  
  2. S2-2025-512457-bibliography.pdf  
  3. S2-2025-512457-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2025-512457-title.pdf