Evaluasi Pengelolaan dan Ketersediaan Obat Penyakit Kronis Instalasi Farmasi RSI Sultan Agung Semarang

Yanna Sagitasari, apt. Anna Wahyuni Widayanti., S.Farm., M.PH.,Ph.D

2025 | Tesis | Magister Manajemen Farmasi

 Proses pengelolaan obat di RSI Sultan Agung Semarang terutama tahap seleksi, perencanaan, dan pengadaan memiliki peran penting untuk memastikan ketersediaan obat di rumah sakit. Penelitian ini difokuskan untuk menilai ketersediaan obat penyakit kronis. Hal ini dikarenakan adanya temuan terkait kekosongan obat di Instalasi Farmasi RSI Sultan Agung. Kekosongan obat bila terjadi pada obat kategori penyakit kronis yang mana pasien rutin mengkonsumsi obat tersebut, akan menyebabkan permasalahan serius karena out comes terapi pasien akan terganggu serta rentan menimbulkan komplain baik di sisi dokter maupun pasien. Instalasi farmasi bertanggung jawab terhadap kontinuitas pengobatan pasien penyakit kronis agar demi tercapainya peningkatan kualitas hidup pasien. Oleh karena itu diperlukan evaluasi pengelolaan obat dan ketersediaan obat penyakit kronis di RSI Sultan Agung Semarang.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif observasional dengan pendekatan kuantitatif dilengkapi data wawancara untuk mendukung penelitian dari sisi menejemen support rumah sakit. Data kuantitatif didapatkan melalui penelusuran dokumen pengelolaan obat. Subyek penelitian adalah laporan pengelolaan obat berupa laporan penggunaan obat, laporan RKO, laporan pembelian obat penyakit kronis di tahun 2023. Bahan penelitian berupa obat-obatan yang diberikan pada pasien penyakit kronis RSI Sultan Agung. 

Hasil penelitian menunjukkan bahwa indikator seleksi obat yaitu kesesuaian penggunaan obat terhadap formularium sebesar 92,62?ngan 1 obat yang diresepkan diluar formularium yang disebabkan karena kosong. Hal ini menunjukkan daftar obat pada formularium memprioritaskan obat-obat yang tersedia. Pada indikator kesesuaian perencanaan berdasarkan efisiensi anggaran, hasil menujukkan pada angka 89,17% yang artinya cukup efisien di sisi anggaran, sedangkan ketepatan perencanaan telah memenuhi standar Kemenkes 2023 yaitu 94,56%. Untuk ketepatan pengadaan terdapat permasalahan yaitu nilai over stok obat sebesar 36% yang mana hal ini perlu dilakukan perbaikan. Dari penilaian ketersediaan obat didapatkan obat berada pada level aman 89?n Tingkat keterlayanan resep 98,75%. Permasalahan ketersediaan obat yang terjadi di Instalasi Farmasi RSI Sultan Agung telah dilakukan berbagai upaya penggantian obat agar keterlayanan resep dapat mencapai 100% namun terdapat 2% resep yang tidak mampu dilayani dengan penggantian yang sesuai yaitu pada 1 obat nitrokaf retard tablet 2,5 mg yang terjadi akibat kekosongan nasional di level distributor.

The process of drug management at RSI Sultan Agung Semarang, particularly the stages of selection, planning, and procurement, plays a vital role in ensuring drug availability in the hospital. This study focuses on assessing the availability of medications for chronic diseases. This focus stems from findings related to drug shortages in the Pharmacy Installation of RSI Sultan Agung. Drug shortages, especially for chronic disease medications that patients consume regularly, can result in serious problems, as they disrupt therapy outcomes and are prone to complaints from both doctors and patients. The pharmacy installation is responsible for ensuring the continuity of treatment for chronic disease patients to improve their quality of life. Therefore, an evaluation of drug management and the availability of chronic disease medications at RSI Sultan Agung Semarang is necessary.

This study is a descriptive observational study with a quantitative approach supplemented by interview data to support the research from the perspective of hospital management support. Quantitative data were obtained through a review of drug management documents. The research subjects were drug management reports, including drug usage reports, RKO (drug requirement plans) reports, and reports on chronic disease drug procurement in 2023. The study materials were medications provided to chronic disease patients at RSI Sultan Agung.

The study results showed that the drug selection indicator, namely the compliance of drug usage with the formulary, was 92.62%, with one drug prescribed outside the formulary due to a shortage. This indicates that the formulary prioritizes available drugs. For the planning indicator based on budget efficiency, the results showed 89.17%, indicating fairly efficient budgeting. Meanwhile, planning accuracy met the 2023 Ministry of Health standards at 94.56%. Regarding procurement accuracy, an issue was identified with overstocking at 36%, which requires improvement. In terms of drug availability, the study found that drugs were at a safe level of 89%, and the prescription service level was 98.75%. To address the drug availability issues in the Pharmacy Installation of RSI Sultan Agung, various substitution efforts have been made to ensure prescription service levels reach 100%. However, 2% of prescriptions could not be served with appropriate substitutions, particularly for one medication, Nitrokaf Retard 2.5 mg tablets, due to a national shortage at the distributor level.

Kata Kunci : Pengelolaan obat, ketersediaan obat, rumah sakit, penyakit kronis/Drug Management, Drug availability, Chronic Disease