Dinamika Kriteria Pemilihan Pasangan pada Anak Muda yang Belum Menikah
ANGGRAENI DWI SEPTIAWAN, Dr. Amelia Maika, S.Sos., M.A.
2025 | Skripsi | Sosiologi
Penelitian ini bertujuan menggali dinamika kriteria pemilihan pasangan pada anak muda kelas menengah yang belum menikah, dengan fokus pada interaksi antara ekspektasi, realitas dan kompromi. Pemilihan pasangan adalah proses kompleks yang melibatkan faktor internal dan eksternal. Meskipun penelitian sebelumnya telah banyak mengidentifikasi faktor-faktor penting dalam pemilihan pasangan, studi yang lebih spesifik mengenai dinamika kompromi di kalangan anak muda, terutama dalam konteks perubahan sosial yang cepat, masih terbatas
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi, melihat dinamika kriteria pemilihan pasangan secara retrospektif berdasarkan pengalaman masa lalu informan. Teori rasionalitas digunakan untuk memahami bagaimana individu menimbang manfaat dan kerugian dalam menentukan kriteria pasangan, sedangkan teori disonansi kognitif menjelaskan bagaimana mereka menyesuaikan ekspektasi dengan realitas. Data dikumpulkan melalui wawancara semi terstruktur dengan informan berusia 18–23 tahun yang belum menikah. Temuan utama menunjukkan bahwa individu sering kali melakukan kompromi antara ekspektasi awal dan realitas. Norma sosial, seperti kesamaan latar belakang pendidikan, ekonomi, agama dan kesukuan, menjadi dasar penting untuk meminimalkan konflik dan memudahkan adaptasi dalam hubungan jangka panjang.
Kesimpulan penelitian ini menyoroti pentingnya memahami dinamika kriteria pemilihan pasangan, mengingat kompleksitas proses tersebut. Temuan ini dapat menjadi panduan bagi anak muda untuk menyeimbangkan kriteria rasional dan emosional dalam memilih pasangan. Selain itu, dukungan keluarga dan lingkungan yang fleksibel terhadap preferensi individu sangat penting untuk membantu mereka membuat keputusan yang tidak tertekan oleh norma sosial yang kaku.
This study aims to explore the dynamics of mate selection criteria among unmarried middle-class youth, focusing on the interaction between expectations, reality and compromise. Mate selection is a complex process involving both internal and external factors. Although previous research has identified many important factors in mate selection, specific studies on the dynamics of compromise among young people, especially in the context of rapid social change, remain limited.
This study employs a qualitative method with a phenomenological approach, examining the dynamics of mate selection criteria retrospectively based on informants' past experiences. Rationality theory is used to understand how individuals weigh benefits and disadvantages in determining mate criteria, while cognitive dissonance theory explains how they adjust expectations to align with reality. Data were collected through semi-structured interviews with unmarried informants aged 18–23 years. The main findings indicate that individuals often compromise between initial expectations and reality. Social norms, such as similarities in educational, economic, religious, and ethnic backgrounds, serve as an important foundation for minimizing conflict and facilitating adaptation in long-term relationships.
The conclusions of this study highlight the importance of understanding the dynamics of mate selection criteria, given the complexity of the process. The findings can guide young people in balancing rational and emotional criteria when choosing a mate. Furthermore, family and community support that is flexible to individual preferences is crucial to help them make decisions without being pressured by rigid social norms.
Kata Kunci : dinamika kriteria pasangan, anak muda kelas menengah, ekspektasi, realitas, kompromi, rasionalitas, disonansi kognitif