Potensi Hibriditas terhadap Perpetuasi Struktur Kekuasaan Dominan: Kajian Poshumanisme Spekulatif melalui Novel Klara and the Sun (2021) Karya Kazuo Ishiguro
Fathimah Azzahrah, Prof. Dr. Aprinus Salam, M.Hum.
2025 | Tesis | S2 Sastra
Poshumanisme menolak gagasan humanisme yang menjadikan
manusia sebagai poros kehidupan. Cara pandang humanisme sudah dianggap tidak
relevan. Poshumanisme menawarkan perspektif alternatif dalam melihat hubungan
manusia dan non-manusia, seperti alam, teknologi, dan budaya. Donna Haraway
dengan karyanya yang terkemuka, A Cyborg
Manifesto, memberikan pemahaman yang lebih inklusif tentang hubungan
manusia dan non-manusia. Kritik Haraway berasal dari penolakannya terhadap
hierarki dan kategori tetap sebagai dampak dari humanisme. Haraway menawarkan
konsep cyborg atau organisme-sibernetik, suatu cara pandang baru yang lebih
terkoneksi dan relasional antarentitas. Konsep tersebut bekerja dengan cara
mengaburkan batasan antarentitas, memberikan pemahaman yang lebih inklusif
tentang entitas-entitas yang saling terhubung dan bergantung. Haraway percaya
bahwa hibriditas dapat menumbangkan struktur kekuasaan dominan demi keadilan
sosial dan solidaritas antarentitas. Berdasarkan asumsi tersebut, penelitian
yang merupakan bagian dari kajian poshumanisme spekulatif ini akan melakukan
eksplorasi berdasarkan teori tersebut pada novel Kazuo Ishiguro yang berjudul Klara and the Sun. Penelitian ini
menggunakan metode deskriptif kualitatif. Adapun tujuan dari penelitian ini
adalah, pertama, kajian ini mencoba memahami hibriditas antarentitas manusia
dan non-manusia, kedua, kajian ini juga akan menjabarkan potensi hibriditas
terhadap perpetuasi struktur kekuasaan dominan. Hasil penelitian ini mengungkap
bahwa hibriditas tidak sepenuhnya menjamin subversi terhadap struktur kekuasaan
dominan. Melalui pengamatan pada strategi naratif Kazuo Ishiguro, ditemukan
kompleksitas pada level hibriditas dan juga potensinya pada perpetuasi struktur
kekuasaan dominan melalui cara-cara yang lebih modern dan implisit.
Posthumanism rejects the notion of humanism that places
humans at the center of life. The humanistic worldview is considered no longer
relevant. Posthumanism offers an alternative perspective in understanding the
relationship between humans and non-humans, such as nature, technology, and
culture. Donna Haraway, through her seminal work A Cyborg Manifesto,
provides a more inclusive understanding of the human and non-human
relationship. Haraway’s critique stems from her rejection of fixed hierarchies
and categories as a consequence of humanism. She offers the concept of the
cyborg or cybernetic organism—a new perspective that emphasizes
interconnectedness and relationality between entities. This concept works by
blurring the boundaries between entities, providing a more inclusive
understanding of interconnected and interdependent entities. Haraway believes
that hybridity can dismantle dominant power structures in favor of social
justice and solidarity among entities. Based on this assumption, this study, which
is part of speculative posthumanism research, will explore the theory through
Kazuo Ishiguro’s novel Klara and the Sun. This research employs a
qualitative descriptive method. The objectives of the study are, first, to
understand the hybridity between human and non-human entities; and second, to
elaborate on the potential of hybridity in perpetuating dominant power structures.
The findings of this research reveal that hybridity does not fully guarantee
subversion of dominant power structures. Through an examination of Kazuo
Ishiguro’s narrative strategies, the study uncovers the complexity of hybridity
and its potential in perpetuating dominant power structures through more modern
and implicit means.
Kata Kunci : Klara and the Sun, poshumanisme, organisme-sibernetik (cyborg), perpetuasi, hibriditas