Laporkan Masalah

AURA DAN IMAJINASI DALAM KARYA SENI: REFLEKSI TERHADAP PEMIKIRAN WALTER BENJAMIN DAN GASTON BACHELARD

Muhammad Reno Rahim, Dr. Sindung Tjahyadi, M. Hum; Rona Utami, S. Fil., M. Fil.

2025 | Skripsi | ILMU FILSAFAT

Pendefinisian dan pemahaman mengenai karya seni menjadi perdebatan panjang di kalangan ahli sejarah seni dan juga estetikawan. Perdebatan ini menjadi semakin runyam dengan perkembangan teknologi, ide, gaya berkarya dan pemahaman berbeda di antara para pegiat seni. Walter Benjamin dan Gaston Bachelard, keduanya merupakan pemikir abad-20 yang membahas mengenai karya seni serta memiliki kecenderungan untuk memosisikan karya seni sebagai entitas signifikan dalam peradaban manusia. Benjamin sebagai seorang marxis melihat karya seni dari sudut pandang historis materialis. Ia melihat reproduksi massal karya seni melalui fotografi dan teknologi lain sebagai Aura yang hilang, keunikan dan kehadiran fisik karya seni yang asli. Namun, ia juga melihat potensi emansipasi dalam hal ini, yaitu demokratisasi akses terhadap seni melalui Citra Dialektis. Di lain pihak Bachelard mendekati karya seni melalui Pengalaman Oneiris, beliau melihat bahwasannya karya seni merupakan sarana  "menghuni" imajiner, tempat berlindung dan eksplorasi batin bagi manusia.

Penelitian ini merupakan studi kualitatif mengenai refleksi terhadap pemikiran Walter Benjamin dan Gaston Bachelard dalam karya seni. Penelitian ini menggunakan metode deskripsi filosofis dengan tahap berupa persiapan, pengumpulan data, inventarisasi data, klasifikasi data dan analisis data. Data dalam penelitian ini diperoleh melalui studi kepustakaan. Melalui tahapan dan pendekatan tersebut akan diperoleh sebuah kesimpulan filosofis yang disusun secara sistematis dan komprehensif melalui tahapan penelitian yang runtut, logis dan koheren

Pemikiran dan pendekatan Walter Benjamin dan Gaston Bachelard memiliki kontras, keduanya berasal dari tradisi dan lingkup filosofis yang berbeda. Namun, pada dasar pemikiran keduanya memiliki persinggungan. Karya seni agung yang sejati dalam Benjamin hanya pada karya yang memiliki Aura, padanya terdapat dialektika instan yang kemudian terhubung dengan pandangan Bachelard tentang imajinasi. Persinggungan ini menimbulkan suatu pandangan lain tentang karya seni.


The definition and understanding of art have been subjects of extensive debate among art historians and aestheticians. This discourse has become increasingly complex with the development of technology, evolving ideas, artistic styles, and diverse perspectives among art practitioners. Walter Benjamin and Gaston Bachelard, both prominent 20th-century thinkers, discussed art and tended to position it as a significant entity in human civilization. Benjamin, a Marxist, examined art from a historical materialist perspective. He viewed the mass reproduction of art through photography and other technologies as the loss of Aura—the uniqueness and physical presence of the original artwork. However, he also recognized the emancipatory potential of this phenomenon, particularly the democratization of access to art through what he termed the Dialectical Image. In contrast, Bachelard approached art through the lens of the Oneiric Experience, seeing art as a means of "inhabiting" the imaginary—a refuge and a medium for inner exploration for humanity.

This research constitutes a qualitative study reflecting on the thoughts of Walter Benjamin and Gaston Bachelard regarding art. It employs a philosophical descriptive method, consisting of several stages: preparation, data collection, data inventory, data classification, and data analysis. The data for this study are obtained through library research. These stages and approaches aim to produce a philosophical conclusion that is systematically and comprehensively articulated, adhering to a sequential, logical, and coherent research process.

The philosophical approaches of Walter Benjamin and Gaston Bachelard present a stark contrast, as they stem from different traditions and philosophical scopes. Nevertheless, there is a conceptual intersection between their thoughts. For Benjamin, a truly great work of art is one that possesses Aura, characterized by an instantaneous dialectic, which connects to Bachelard’s perspective on imagination. This intersection offers a new perspective on art, bridging their seemingly divergent viewpoints.


Kata Kunci : Imajinasi, Karya Seni, Autentisitas, Materialitas, Citra Dialektis, Puisi / Imagination, Artworks, Aura, Authenticity, Materiality, Dialectical Image, Poetry

  1. S1-2025-426781-abstract.pdf  
  2. S1-2025-426781-bibliography.pdf  
  3. S1-2025-426781-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2025-426781-title.pdf