PEMENUHAN KEBUTUHAN GACHIKOI HOLOLIVE: ANALISIS PSIKOLOGI EKSISTENSIAL ERICH FROMM
MUHAMMAD NUR HASAN KHULUKI, Akbar Rizqi Dhea Habibi, S.S., M.A.
2025 | Skripsi | SASTRA JEPANG
Fenomena gachikoi dalam komunitas penggemar VTuber Hololive menunjukkan keterikatan emosional yang intens terhadap idola virtual. Penelitian ini menganalisis bagaimana gachikoi memenuhi kebutuhan eksistensial mereka berdasarkan teori psikoanalisis humanistik Erich Fromm, yang mencakup keterhubungan, keterberakaran, transendensi, identitas, dan kerangka orientasi. Data-data penelitian dikumpulkan dari forum diskusi daring, komunitas Discord, dan literatur terkait dengan menggunakan metode pendekatan kualitatif.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa gachikoi memenuhi kebutuhan eksistensial mereka melalui interaksi parasosial dengan VTuber, seperti mendukung melalui donasi, membeli aksesoris, dan berpartisipasi dalam komunitas. Selain itu, latar belakang budaya Jepang seperti honne-tatemae, amae, budaya otaku, serta ren’ai kinshi juga menjadi salah satu faktor yang mempengaruhinya. Namun demikian, keterikatan yang berlebihan terhadap idola favorit tersebut dapat pula menimbulkan perilaku obsesif yang berisiko baik bagi penggemar maupun idola. Hasil dari penelitian ini yaitu VTuber tidak hanya berperan sebagai hiburan, namun juga sebagai media untuk memenuhi kebutuhan emosional dan sosial.
The phenomenon of gachikoi within the Hololive VTuber fan community demonstrates an intense emotional attachment to virtual idols. This study analyzes how gachikoi fulfill their existential needs based on Erich Fromm’s humanistic psychoanalysis theory, encompassing relatedness, rootedness, transcendence, identity, and a frame of orientation. Using a qualitative approach, data were collected from online discussion forums, Discord communities, and relevant literature.
The findings reveal that gachikoi meet their emotional needs through parasocial interactions with VTubers, such as providing donations, purchasing merchandise, and participating in fan communities. Japanese cultural concepts like amae, honne-tatemae, and otaku culture reinforce this attachment. However, excessive attachment can lead to obsessive behaviors that pose risks to both fans and idols. This study offers new insights into parasocial relationships in the digital era and their implications for human emotional needs.
Kata Kunci : VTuber, Hololive, gachikoi, Erich Fromm.