Laporkan Masalah

Strategi Ko-Eksistensial: "100 Persen Katolik, 100 Persen Indonesia’"

Bernardino Gracia Pramananda, Prof. Dr. Purwo Santoso, M.A.

2024 | Skripsi | ILMU PEMERINTAHAN

Penelitian ini membahas politik wacana dalam ungkapan “100% Katolik, 100% Indonesia” yang dicetuskan oleh Mgr. Soegijapranata atau Mgr. Soegija selaku Uskup pribumi pertama di Indonesia. Dengan menggunakan metode penelitian kualitatif, karya tulis ini hendak menganalisis proses pembentukan wacana tersebut melalui kerangka berpikir Norman Fairclough (1989) yang menunjukkan bagaimana konteks perkembangan sejarah Gereja Katolik dan munculnya negara-negara bangsa yang saling berebut ruang dan kuasa turut mempengaruhi produksi teks wacana. Dalam penelitian ini, penulis mengambil data yang bersifat primer maupun sekunder. Data primer diambil dengan teknik in-depth interview bersama beberapa narasumber yang relevan. Selain itu, data sekunder diambil dari berbagai literatur yang sudah ada baik yang bersifat cetak maupun digital. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan kata-kata tertentu dalam teks seperti “100% Katolik” dan “100% Indonesia” merupakan bagian dari strategi Mgr. Soegija selaku pemimpin umat Katolik untuk mengonstruksi relasi ko-eksistensi Gereja Katolik dengan negara bangsa Indonesia. Kata “Katolik” dan “Indonesia” merupakan representasi dari Gereja dan Negara bangsa yang sama-sama ditambahkan diksi “100%” berarti kedua hal tersebut tidak perlu saling menegasi satu sama lain dan penggabungan kedua frasa tersebut menjadi satu menunjukkan suatu relasi ko-eksistensi yang diharapkan oleh para tokoh Gereja. 


This research discusses political discourse within the expression "100?tholic, 100% Indonesian" which was coined by Mgr. Soegijapranata or Mgr. Soegija who was the first native Bishop in Indonesia. Using qualitative research methods, this paper aims to analyze the process of discourse formation through Norman Fairclough's (1989) framework which showcases how the historical development of the Catholic Church and the emergence of nation states which compete for space and power influenced the production of the discourse text. In this research, the author utilizes both primary and secondary data. Primary data was obtained from in-depth interviews with several relevant sources. Meanwhile, secondary data was obtained from various existing literature, both print and digital. The results of this research show that the use of certain words in the text such as "100?tholic" and "100% Indonesian" was part of Mgr. Soegija's strategy as the leader of the Catholic community to construct a relationship of co-existence between the Catholic Church and the Indonesian nation state. The words "Catholic" and "Indonesia" are representations of both the Church and the nation state which are then added with the word "100%", implying that these two things do not need to negate each other and combining the two phrases into one shows a relationship of co-existence that is expected by Church leaders.


Kata Kunci : Gereja Katolik, negara bangsa, wacana, ko-eksistensi

  1. S1-2024-443205-abstract.pdf  
  2. S1-2024-443205-bibliography.pdf  
  3. S1-2024-443205-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2024-443205-title.pdf