Meme Dibalas Meme: Pemaknaan Praktik Berbagi Meme dan Relasi Pertemanan di Instagram
Rizka Nafiah, Dr. Dian Arymami, S.I.P., M.Hum.
2024 | Tesis | S2 Kajian Budaya dan Media
Penelitian ini mengkaji strategi dan pemaknaan praktik berbagi meme dalam menjaga pertemanan di Instagram. Menariknya, praktik ini dilakukan dengan saling mengirim meme yang dibalas dengan meme tanpa obrolan intens antar teman. Terdapat dua rumusan masalah yang dibahas dalam penelitian ini, yaitu pertama, bagaimana menjaga relasi pertemanan dilakukan melalui praktik berbagi meme tanpa mengobrol secara intens. Kedua, bagaimana pemaknaan praktik berbagi meme dan relasi pertemanan yang dijalin melalui praktik tersebut. Metode yang digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian tersebut adalah netnografi yang dilakukan dengan observasi partisipan, membuat tangkapan layar chat berbagi meme di Instagram, dan wawancara enam narasumber dengan latar belakang yang berbeda-beda. Penelitian ini menemukan bahwa praktik berbagi meme yang dilakukan dengan saling melempar meme dibalas meme merupakan basa-basi visual karena dibagikan tanpa bertujuan untuk membahas informasi yang ‘berarti’. Ada demokratisasi dalam praktik berbagi meme, namun demokratisasi tersebut dibatasi oleh kuasa platform yang menyediakan fitur secara terbatas dan mengomodifikasi aspek emosional pertemanan melalui algoritma. Praktik berbagi meme dimaknai sebagai komunikasi ritual visual yang mampu menjaga perhatian teman dan mempertahankan keyakinan bersama, termasuk mempertegas patriarki. Sementara itu, pertemanan yang dijalin melalui praktik berbagi meme hanya terjadi antar teman dengan ikatan kuat. Pertemanan tersebut dipandang sebagai ruang untuk bebas mengekspresikan humor, meski kebebasan tersebut sebenarnya semu karena ada upaya untuk memperoleh kesan tertentu dari teman dalam praktik berbagi meme.
This research studies the strategy and meaning of meme sharing practice in maintaining friendships on Instagram. Interestingly, this practice is carried out by sending memes back to each other without intense conversation between friends. There are two research questions to discuss in this study. First, how friendship is maintained through meme sharing practice without intense conversation. Second, how the meaning of meme sharing and friendship are established through this practice. The method used to answer these research questions is netnography which is conducted by participant observation, making screenshots of meme sharing chats on Instagram, and interviewing six informants with different backgrounds. This research found that the practice of sharing memes by throwing memes back to each other is a visual chitchat because it is shared without the aim of discussing ‘meaningful’ information. There is democratisation in the practice of sharing memes, but the democratisation is restricted by the power of the platform that provides limited features and commodifies the emotional aspects of friendship through algorithms. Meme sharing practice is percieved as a visual ritual communication that is able to maintain the attention of friends as well as maintain shared beliefs, including reinforcing patriarchy. Meanwhile, friendships maintained through meme sharing practices only occur between friends with strong ties. The friendship is seen as a space to freely express humour, although the freedom is actually pseudo because there is an effort to get a certain impression from friends in the meme sharing practice.
Kata Kunci : Menjaga Pertemanan, Ikatan Jejaring Sosial, Meme, Instagram, Komunikasi Ritual Visual, Friendship Maintenance, Social Network Ties, Memes, Instagram, Ritual Visual Communication