Laporkan Masalah

Respon Masyarakat terhadap Pengembangan Pariwisata: Kasus di Destinasi Pariwisata Selo Pasca Kebijakan Pro-Investasi Kabupaten Boyolali

Dyah Kemala Firdausi, Dr. Sri Rahayu Budiani, S.Si., M.Si., Drs. John Soeprihanto, MIM., Ph.D.

2024 | Tesis | S2 Magister Kajian Pariwisata

Pariwisata menjadi sektor yang berkembang secara global dalam beberapa dekade terakhir, dan memberikan dampak terhadap perekonomian dan kehidupan sosial masyarakat di daerah tujuan wisata. Sebagai salah satu industri terbesar dunia, pariwisata tidak hanya memberikan kontribusi ekonomi melalui peningkatan pendapatan dan penciptaan lapangan kerja, tetapi juga mempengaruhi dinamika sosial dan budaya masyarakat setempat. Kebijakan publik yang mendukung pengembangan pariwisata, seperti kebijakan pro-investasi, memainkan peran penting dalam mendorong pertumbuhan, terutama di wilayah pedesaan. Dalam konteks ini, pemahaman terhadap respon masyarakat terhadap pengembangan pariwisata menjadi krusial untuk memastikan bahwa manfaat yang dihasilkan dapat dirasakan secara merata dan berkelanjutan. Penelitian ini berfokus pada pengembangan pariwisata pasca kebijakan pro-investasi di Destinasi Wisata Selo, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, serta bagaimana masyarakat lokal merespon perubahan yang terjadi akibat perkembangan tersebut.

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Teknik pengumpulan data meliputi wawancara, observasi, serta studi kepustakaan dan dokumentasi, dengan data sekunder diperoleh dari dokumen- dokumen kebijakan Pemerintah Daerah. Proses analisis data mencakup tahapan reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan, dan pengujian keabsahan data. 

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebijakan pro-investasi yang diterapkan Pemerintah Kabupaten Boyolali berperan penting dalam mendorong pembangunan pariwisata di Selo, yang pada gilirannya memunculkan beragam respons sosial dan ekonomi dari masyarakat setempat. Respons tersebut dapat dikategorikan menjadi tiga jenis utama: movement toward (conformity: gerakan menuju konformitas), no movement (independence: tidak ada Gerakan), dan , dan movement away (anti-conformity: gerakan menjauh). Kebijakan pro-investasi tersebut telah memengaruhi reaksi masyarakat, yang menyebabkan beberapa kelompok menerima dan bekerja sama dengan perubahan, sementara yang lain tetap netral atau secara aktif menolak transformasi. Mereka yang menunjukkan konformitas telah memanfaatkan peluang ekonomi yang dibawa oleh pariwisata, seperti mendirikan homestay, restoran, dan toko suvenir, dengan melihat perkembangan ini sebagai jalan untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan. Sebaliknya, ada masyarakat yang mengekspresikan anti-konformitas, terutama mereka yang khawatir tentang pergeseran sosial dan budaya yang dihasilkan dari masuknya wisatawan dan investor. Kekhawatiran mereka meliputi komersialisasi tanah, perubahan mata pencaharian tradisional, dan potensi terkikisnya nilai-nilai budaya lokal, yang semuanya dianggap sebagai produk sampingan dari kebijakan pro-investasi.


Tourism has become a sector that has grown globally in recent decades, and has an impact on the economy and social life of communities in tourist destinations. As one of the world's largest industries, tourism not only contributes to the economy through increased income and job creation, but also influences the social and cultural dynamics of local communities. Public policies that support tourism development, such as pro-investment policies, play an important role in driving growth, especially in rural areas. In this context, understanding community responses to tourism development is crucial to ensure that the benefits generated can be felt evenly and sustainably. This study focuses on tourism development after pro-investment policies in the Selo Tourism Destination, Selo District, Boyolali Regency, and how local communities respond to changes resulting from these developments.

The method used in this study is a qualitative method with a case study approach. Data collection techniques include interviews, observations, and literature and documentation studies, with secondary data obtained from local government policy documents. The data analysis process includes the stages of data reduction, data presentation, drawing conclusions, and testing the validity of the data.

The findings of the study indicate that the pro-investment policy implemented by the Boyolali Regency Government has played a pivotal role in driving tourism development in Selo, which has, in turn, elicited diverse social and economic responses from the local community. These responses can be categorized into three main types: movement toward conformity, no movement (independence), and movement away (anti-conformity). The pro-investment policy has influenced community reactions, leading some groups to embrace and cooperate with the changes, while others remain neutral or actively resist the transformations. Those who exhibit conformity have leveraged the economic opportunities brought about by tourism, such as establishing homestays, restaurants, and souvenir shops, viewing these developments as avenues for enhancing income and well-being. Conversely, there are groups that express anti-conformity, particularly those who are apprehensive about the social and cultural shifts resulting from the influx of tourists and investors. Their concerns include the commercialization of land, changes in traditional livelihoods, and the potential erosion of local cultural values, all of which are perceived as by products of the pro-investment policy.

Kata Kunci : Respon Masyarakat, Pengembangan Pariwisata, Kebijakan Pro- Investasi, Destinasi Pariwisata Selo

  1. S2-2024-499567-abstract.pdf  
  2. S2-2024-499567-bibliography.pdf  
  3. S2-2024-499567-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2024-499567-title.pdf