Novel Garuda Gaganeswara Teka-Teki Jalan Lurus Melingkar karya Ary Nilandari menceritakan tentang petualangan tiga tokoh anak yang bertujuan untuk menyelamatkan orang tuanya, berbekal catatan terakhir salah satu orang tua yang berbentuk cerita bersambung. Penelitian ini bertujuan untuk membahas tahap perjalanan dan arketipe karakter tokoh pahlawan pada tokoh anak dalam novel Garuda Gaganeswara Teka-Teki Jalan Lurus Melingkar karya Ary Nilandari. Teori yang digunakan pada penelitian ini adalah teori hero's journey oleh Joseph Campbell dan teori arketipe pahlawan oleh Carl Gustav Jung. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tahap perjalanan yang dilalui oleh salah satu tokoh sebagai tokoh pahlawan utama yang dibantu oleh tokoh lain dan terjadi 15 tahapan dari 17 tahapan yaitu panggilan berpetualang, penolakan, bantuan supranatural, penyeberangan ambang pertama, perut paus, jalan cobaan, pertemuan dengan dewi, wanita sebagai penggoda, perdamaian dengan Tuhan, pendewaan, keuntungan utama, penerbangan ajaib, melewati ambang batas, penguasaan dua dunia, dan kebebasan untuk hidup. Selain itu, arketipe membagi peran dan tujuan tokoh anak sesuai dengan karakter tokoh pahlawan lain, dan tokoh bantuan yang masing-masing memiliki tujuan. Tidak hanya itu, ketiga tokoh sebagai individu memiliki psikologi bawaan yang mempengaruhi karakter tiap individu. Psikologi bawaan tersebut muncul diwariskan tanpa melalui interaksi langsung yang kemudian disebut sebagai ketidaksadaran kolektif. Ketidaksadaran kolektif yang terlihat adalah persona, anima, bayangan dan diri. Melalui ketidaksadaran kolektif, terbentuk karakter luhur dan diperkuat melalui petualangan yang dilalui oleh ketiga tokoh yaitu keberanian, keingintahuan, keterbukaan, ketekunan, tekat, memberi nilai moral, ketegasan, proses lebih bijak dan matang, serta kesadaran diri.
<!--[if gte mso 9]><xml>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml>
Normal
0
false
false
false
EN-US
ZH-CN
AR-SA
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin-top:0cm;
mso-para-margin-right:0cm;
mso-para-margin-bottom:10.0pt;
mso-para-margin-left:0cm;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:10.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:Arial;
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}
</style>
<![endif]-->The novel Garuda Gaganeswara Teka-Teki
Jalan Lurus Melingkar by Ary Nilandari tells about the adventures of three
child characters who aim to save their parents, armed with the last notes of
one of the parents in the form of a continuous story. This research aims to
discuss the journey stages and character archetypes of the child characters in
the novel Garuda Gaganeswara Teka-Teki Jalan Lurus Melingkar by Ary
Nilandari. The theories used in this research are the hero's journey theory by
Joseph Campbell and the hero archetype theory by Carl Gustav Jung. The method
used is descriptive qualitative. The results of the research show that the
stages of the journey are passed by one of the characters as the main hero who
is assisted by another character and there are 15 stages out of 17 stages,
namely the call to adventure, rejection, supernatural help, crossing the first
threshold, the belly of the whale, the path of trials, meeting with the
goddess, woman as temptress, peace with God, apotheosis, ultimate gain,
miraculous flight, crossing the threshold, mastery of two worlds, and freedom
to live. Apart from that, archetypes divide the roles and goals of child
characters according to the character of the hero character. There are three
divisions of roles, namely the main hero character, other hero characters, and
supporting characters, each of which has a goal. Not only that, the three
characters as individuals have an innate psychology that influences the
character of each individual. This innate psychology appears to be inherited
without direct interaction, which is then referred to as the collective
unconscious. The visible collective unconscious is the persona, anima, shadow,
and self. Through the collective unconscious, noble character is formed and
strengthened through the adventures that the three characters go through,
namely courage, curiosity, openness, perseverance, determination, giving moral
values, firmness, wiser and more mature processes, and self-awareness.
Kata Kunci : karakter, tokoh anak, petualangan.
