Analisis Proses Pengangkutan Sampah dengan Pendekatan Value Stream Mapping di Perusahaan Pasti Angkut
Arif Budi Sasongko, Luluk Lusiantoro, S.E., M.Sc., Ph.D.,
2024 | Tesis | S2 Manajemen
Kabupaten Bantul memiliki produksi sampah dari masyarakat sebesar 446 ton per hari yang melebihi kapasitas pengiriman ke TPA Piyungan sebesar 95 ton per hari. Selain itu, adanya kelebihan kapasitas menyebabkan TPA Piyungan terancam ditutup dan berakibat pada tumpukan sampah yang tidak terangkut. Pasti Angkut merupakan perusahaan yang bergerak di bidang transportasi pengangkutan sampah memiliki peran krusial untuk penanganan pengangkutan sampah sehingga efisiensi kerja perlu diperhatikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi aktivitas proses pengangkutan sampah, mengidentifikasi aktivitas Non-value Adding (NVA), aktivitas Necessary but Non-value Adding (NNVA), dan aktivitas Value Adding (VA), dan memberikan rekomendasi terkait pemborosan yang terjadi. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah wawancara dan observasi. Data yang didapat diolah menggunakan metode Value Stream Mapping untuk mengidentifikasi aliran proses, pemborosan, pihak yang terlibat dan usulan perbaikan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan terdapat 17 aktivitas pada keseluruhan proses dengan total lead time sebesar 8951,6 detik yang terdiri atas aktivitas Value Added (VA) sebesar 671,4 detik atau 7%, aktivitas Necessary but Non-value Added (NNVA) sebesar 2552,8 detik atau 29%, dan aktivitas Non-value Added (NVA) sebesar 5727,5 detik atau 64%. Setelah dilakukan usulan perbaikan, nilai aktivitas Value Added (VA) menjadi 696,4 detik atau 31%, aktivitas Necessary but Non-value Added (NNVA) menjadi 1535,2 detik atau 69%, dan aktivitas Non-value Added (NVA) dapat dihilangkan seluruhnya. Total lead time mengalami penurunan menjadi 2231,5 detik atau setara dengan penghematan sebesar 75%.
Bantul Regency generates 446 tons of waste per day from its residents, exceeding the capacity of 95 tons per day allowed for disposal at the Piyungan landfill. Additionally, this overcapacity threatens the closure of the Piyungan landfill, resulting in an accumulation of uncollected waste. Pasti Angkut, a company specializing in waste transportation, plays a crucial role in waste management, making operational efficiency essential. This study aims to identify the waste collection process activities, differentiate between Non-value Adding (NVA), Necessary but Non-value Adding (NNVA), and Value Adding (VA) activities, and provide recommendations related to identified inefficiencies. The research methods used include interviews and observations. The collected data were analyzed using Value Stream Mapping to identify process flows, waste, involved parties, and improvement suggestions. The results show 17 activities in the overall process with a total lead time of 8,951.6 seconds, comprising Value Added (VA) activities for 671.4 seconds or 7%, Necessary but Non-value Added (NNVA) activities for 2,552.8 seconds or 29%, and Non-value Added (NVA) activities for 5,727.5 seconds or 64%. After implementing proposed improvements, VA activities increased to 696.4 seconds or 31%, NNVA activities decreased to 1,535.2 seconds or 69%, and all NVA activities were eliminated. The total lead time decreased to 2,231.5 seconds, representing a 75% reduction in time.
Kata Kunci : pengangkutan sampah, value stream mapping, analisis pemborosan