Pariwisata Regeneratif dan Pengembangan Pariwisata Lokal (Studi Kasus pada Komunitas Tamasya Karsa di Kotagede, Yogyakarta)
ALLYVIA LAILLY PUTRI WIDOWATI, Dr. Pande Made Kutanegara, M.Si.
2024 | Skripsi | ANTROPOLOGI BUDAYA
Tamasya Karsa diprakarsai oleh sekelompok anak muda yang memiliki keresahan dengan pariwisata di Kotagede. Pembentukannya diawali dengan hobi berjalan-jalan menyusuri gang-gang kecil Kotagede yang ternyata sering menemukan tempat unik. Hal tersebut menyadarkan mereka bahwa masih banyak tempat berpotensi sebagai pariwisata yang perlu diaktivasi. Keberadaan anak muda dengan penuh kesadaran akan setiap potensi membawa mereka kepada pemikiran kritis untuk terus menciptakan sesuatu. Berbagai kegiatan telah dibuat oleh Tamasya Karsa untuk membantu mewujudkan keinginan sekaligus mengobati keresahan yang ada. Penelitian ini berusaha untuk menjawab persoalan mengapa muncul gerakan pengembangan pariwisata di kalangan anak muda Kotagede. Bagaimana peran para aktor dalam mewujudkan pariwisata regeneratif, serta apa manfaat yang diberikan kepada masyarakat sekitar dengan adanya komunitas Tamasya Karsa. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan melakukan observasi partsipan dan wawancara mendalam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keberadaan komunitas Tamasya Karsa telah mengimplementasikan prinsip-prinsip pariwisata regeneratif lewat pergerakan yang dilakukannya. Agar dapat menerapkan prinsip tersebut, perlunya peran aktor untuk turut serta mengembangkan pariwisata lokal di Kotagede. Terdapat empat orang sebagai aktor utama Tamasya Karsa yang bergerak bersama dengan komunitas untuk membuat berbagai macam kegiatan, yaitu Jati, Fery, Vander, dan Riko. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh Tamasya Karsa banyak memberikan manfaat kepada masyarakat lokal, terutama membantu pada segi ekonomi dan menggerakkan anak muda. Untuk terus bisa berjalan sebagai sebuah komunitas mereka juga berharap kedepannya dapat menjadi komunitas legal dari pemerintah, serta dapat lebih memberikan dampak yang besar juga untuk masyarakat Kotagede.
Tamasya Karsa was initiated by a group of young people who have concerns about tourism in Kotagede. Its creation started as an enjoyment of exploring Kotagede's narrow lanes, where one frequently came upon interesting locations. This helped them recognize that there are still a lot of prospective tourist destinations to develop. With a variety of potentials, they will be encouraged to think critically and creatively. Tamasya Karsa has developed a number of activities to help realize the wish while also treating the existing crisis. This study aims to answer the question of why there is a tourist development movement among young people in Kotagede. What role does Tamasya Karsa play in realizing regenerative tourism, and how does the Tamasya Karsa community assist the surrounding community? This study takes a qualitative method, using participant observation and in-depth interviews. The findings revealed that the Tamasya Karsa community has applied regenerative tourism ideas via its movements. To put these ideals into action, someone must take the initiative to help build Kotagede's local tourism industry. Tamasya Karsa's principal performers are four people: Jati, Fery, Vander, and Riko. They work with the community to produce numerous activities. Tamasya Karsa's actions serve the local community significantly, particularly in terms of economic development and youth mobilization. Not to mention that as a local community-based community, it must deliver significant benefits to the surrounding community as well. To continue operating as a community, they aim to obtain legal status from the government and be able to influence the Kotagede community further.
Kata Kunci : tamasya karsa, anak muda, pariwisata kotagede