CARIYOS IHTIYAR NGUPADOS PASUGIHAN: DASEIN, EKSISTENSI DAN KEBERUNTUNGAN DALAM PERSPEKTIF MARTIN HEIDEGGER
Sekar Ayu Marvelia Sam Agan, Dr. Sri Ratna Saktimulya, M.Hum
2024 | Tesis | S2 Sastra
Penelitian ini menganalisis Cariyos Ihtiyar Ngupados Pasugihan karya Mas Prawirasumardja (1928) dari perspektif eksistensialisme Martin Heidegger. Naskah yang terdiri dari 79 halaman ini merupakan narasi tradisional Jawa yang menggambarkan upaya manusia dalam mencari kekayaan melalui cara-cara spiritual. Pembacaan naskah beraksara Jawa ini menggunakan langkah kerja Filologi, yang setelah itu isi teks dianalisis lebih lanjut. Analisis menunjukkan bahwa cerita ini mengandung dimensi eksistensial yang dalam, khususnya terkait dengan konsep Dasein atau keberadaan manusia. Karakter Mbok Suli dan Marija merepresentasikan dua pendekatan yang kontras terhadap kehidupan: Mbok Suli terjebak dalam pencarian material yang tidak autentik, sementara Marija menampilkan kesadaran diri yang lebih autentik dalam menghadapi tantangan hidup.
Temuan menunjukkan bahwa keputusan eksistensial mereka—bagaimana mereka menghadapi kecemasan hidup (angst), realitas keterbatasan waktu, dan kematian—sangat memengaruhi perjalanan hidup masing-masing. Mbok Suli memilih melarikan diri dari realitas dan menggantungkan hidup pada keberuntungan instan, sementara Marija menghadapi tantangan hidup dengan tanggung jawab dan kesadaran yang lebih otentik. Hasil penelitian ini menekankan pentingnya otentisitas dalam menjalani kehidupan manusia dan menyoroti bahwa keberuntungan semata tidak cukup tanpa upaya dan keputusan yang berlandaskan kesadaran diri dalam menghadapi keterbatasan eksistensi manusia.
This study analyzes Cariyos Ihtiyar Ngupados Pasugihan by Mas Prawirasumardja (1928) from the perspective of Martin Heidegger’s existentialism. The 79-page manuscript is a traditional Javanese narrative portraying human efforts to seek wealth through spiritual means. The manuscript, written in Javanese script, was first analyzed using philological methods, after which the text was subjected to further existential analysis. The findings show that the story contains deep existential dimensions, particularly related to Heidegger's concept of Dasein or human existence. The characters Mbok Suli and Marija represent two contrasting approaches to life: Mbok Suli is trapped in inauthentic material pursuits, while Marija demonstrates a more authentic self-awareness in facing life's challenges.
The analysis reveals that their existential choices—how they deal with life's anxiety (angst), the reality of limited time, and death—significantly shape their life paths. Mbok Suli escapes reality by relying on instant luck, whereas Marija faces life’s challenges with responsibility and a more authentic awareness. This study underscores the importance of authenticity in human life and highlights that luck alone is insufficient without conscious effort and self-aware decisions in confronting the limitations of human existence.
Kata Kunci : Kata kunci: Ihtiyar Ngupados Pasugihan, Eksistensialisme, Dasein, Keberuntungan./Key words: Ihtiyar Ngupados Pasugihan, Existentialism, Dasein, Luck.