Keberadaan Wisata Taman Banyu Gemblinding sebagai Sektor Baru bagi Masyarakat Dukuh Karanglo, Desa Karanglo, Polanharjo, Klaten
MUHAMMAD AQSHAL VIRASTO, Dr. Mohamad Yusuf, M.A.
2024 | Skripsi | ANTROPOLOGI BUDAYA
Pariwisata tengah berkembang pesat saat ini, khususnya daya tarik wisata lokal yang menawarkan keindahan alam. Termasuk di Desa Karanglo, Polanharjo, Klaten. Dalam sepuluh tahun terakhir banyak daya tarik wisata bermunculan di sana dengan mayoritas mengandalkan SDA ketersediaan air jernih dari mata air atau aliran sungai sebagai daya tarik utamanya. Salah satunya Taman Banyu Gemblinding di Dukuh Karanglo, Desa Karanglo, Polanharjo, Klaten, Jawa Tengah. Daya tarik wisata ini muncul berkat buah hasil kerja masyarakat lokal yang dinaungi Karang Taruna Dukuh Karanglo mulai dari perencanaan, pembangunan sampai dengan pengelolaannya saat ini. Masyarakat Dukuh Karanglo yang awalnya banyak bekerja sebagai petani dan buruh memiliki pilihan mata pencaharian baru dengan hadirnya daya tarik wisata ini. Keberadaan Taman Banyu Gemblinding bertujuan untuk memberdayakan masyarakat lokal. Keterlibatan masyarakat secara langsung dan tidak langsung menjadi sebuah hal yang penting dalam berjalannya pariwisata berdimensi kerakyatan.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana hadirnya daya tarik wisata berdampak pada mata pencaharian dan ekonomi masyarakat serta upaya mereka dalam beradaptasi dengan perubahan dan peluang yang ada. Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian deskriprif dengan pendekatan kualitatif yang menggunakan metode pengumpulan data wawancara, observasi, dan studi literatur. Informan penelitian berjumlah sembilan orang, meliputi manajemen, crew, dan UMKM yang terlibat langsung dalam Taman Banyu Gemblinding serta masyarakat Dukuh Karanglo secara umum. Penelitian ini dilakukan di daya tarik wista Taman Banyu Gemblinding di Dukuh Karanglo, Desa Karanglo, Polanharjo, Klaten, Jawa Tengah, dimulai dari bulan April hingga September tahun 2024.
Hasil penelitian menunjukkan bagaimana masyarakat beradaptasi dengan kehadiran daya tarik wisata baru di wilayahanya dan berupaya untuk memanfaatkan peluang yang hadir bersamanya. Terdapat beberapa perubahan kebiasaan yang hadir di masyarakat dengan keberadaan Taman Banyu Gemblinding. Terbentuknya sistem sosial baru oleh Taman Banyu Gemblinding di tengah kehidupan masyarakat Dukuh Karanglom khususnya bagi mereka yang terlibat dalam beroperasionalnya daya tarik wisata ini. Banyak masyarakat yang menjadi memiliki mata pencaharian dari sektor pariwisata. Ada yang menjadi pengelola dan pekerja di Taman Banyu Gemblinding, ada juga yang membangun UMKM yang menopang kebutuhan pariwisata di Taman Banyu Gemblinding. Hal ini menyebabkan adanya pengambilan tindakan baru oleh masyarakat yang mereka sesuaikan dengan kebutuhan pariwisata. Namun, mayoritas dari mereka menjadikan mata pencaharian tesebut sebagai penghasilan tambahan dan bukan mata pencaharian utama. Alasan mereka beragam, mulai dari pendapatan yang tidak pasti, fluktuasi jumlah pengunjung, sampai dengan masih bergantung pada mata pencaharian sebelumnya yang lebih stabil.
Tourism is currently experiencing rapid growth, especially in local tourist attractions that offer natural beauty. This includes Karanglo Village in Polanharjo, Klaten. Over the past decade, numerous tourist attractions have emerged there, primarily leveraging natural resources—specifically, the availability of clear water from springs or rivers—as their main draw. One of these attractions is Taman Banyu Gemblinding in Karanglo Hamlet, Karanglo Village, Polanharjo, Klaten, Central Java. This tourist attraction was brought to life through the efforts of the local community, under the auspices of the Karanglo Hamlet Youth Organization, from its planning and development stages to its current management. The community of Karanglo Hamlet, previously largely comprised of farmers and laborers, now has new livelihood options with the presence of this attraction. The establishment of Taman Banyu Gemblinding aims to empower the local community. The involvement of the community, both directly and indirectly, is crucial in sustaining tourism that is community-oriented.
This research aims to examine how the presence of tourist attractions impacts the livelihoods and economy of the community, as well as their efforts to adapt to changes and opportunities. The study employs a qualitative descriptive approach, using data collection methods including interviews, observations, and literature review. The research involved nine informants, including management, crew, and MSMEs directly engaged with Taman Banyu Gemblinding, as well as the general community of Karanglo Hamlet. This research was conducted at the Taman Banyu Gemblinding tourist attraction in Karanglo Hamlet, Karanglo Village, Polanharjo, Klaten, Central Java, from April to September 2024.
The findings reveal how the community adapts to the presence of new tourist attractions in their area and strives to take advantage of the accompanying opportunities. Several changes in community habits have emerged with the presence of Taman Banyu Gemblinding. The attraction has introduced a new social system within the life of Karanglo Hamlet's community, especially for those involved in the attraction's operations. Many community members have gained livelihoods from the tourism sector. Some have become managers and workers at Taman Banyu Gemblinding, while others have established MSMEs to support tourism needs at Taman Banyu Gemblinding. This has led the community to adopt new practices to align with tourism demands. However, the majority treat these jobs as additional income rather than their primary livelihood. Reasons vary, from uncertain income, fluctuations in visitor numbers, to a continued reliance on their previous, more stable livelihoods.
Kata Kunci : Daya tarik wisata, Taman Banyu Gemblinding, mata pencaharian, perubahan, adaptasi masyarakat.