Pengembangan Kawasan Pariwisata terhadap Harga Tanah di Kabupaten Boyolali: Studi Kasus Wisata Waduk Cengklik
Salsabila Zahra Shalikhah, Yudistira Hendra Permana, S.E., M.Sc., Ph.D.
2024 | Tugas Akhir | D4 Manajemen dan Penilaian Properti
Kontribusi pariwisata yang menjanjikan, membuat pemerintah mulai mengembangkan industri pariwisata di berbagai daerah. Salah satu pengembangan industri pariwisata di daerah adalah penetapan desa wisata. Daerah yang banyak ditetapkan desa wisata setelah pandemi covid-19 adalah Kabupaten Boyolali. Perkembangan pariwisata di Boyolali yang meningkat, menjadikan tuntutan terhadap tanah untuk mengalih fungsikan menjadi sarana dan prasarana untuk mendukung pariwisata juga ikut meningkat. Oleh karena itu, penulis ingin mengemukakan perbedaan peningkatan harga tanah di daerah yang ditetapkan sebagai desa wisata dan daerah yang tidak ditetapkan desa wisata.
P menggunakan pendekatan quasi eksperimental melalui metode Difference in Difference (DiD). Metode ini membandingkan perubahan hasil dari waktu ke waktu antara kelompok treatment (Waduk Cengklik dan kelompok control (Kali Pepe Land). Teknik analisis ini menggunakan Difference in Difference dengan aplikasi STATA. Hasil Diff-in-Diff intervensi desa wisata terbulti dapat emningkatkan rata-rata harga tanah sebesar Rp 365.237. Terdapat beberapa covariate yang berpengaruh terhadap harga tanah yaitu Jarak ke Pendidikan, Jarak ke CBD, Lebar Jalan, Jarak ke Transportasi Umum.
The promising contribution of tourism has made the goverment begin to develop the tourism industry in various ragions . One of the developments in the tourism industry in the regions is the establishment od tourist villages. The area that has been designated many tourist villages after the covid-19 pandemic is Boyolali Regency. The increasing tourism development in Boyolali has increased the demand for land to be converted into facilities and infrastructure to support tourism. Therefore, the author wants to evaluate the difference in the increase in land prices in areas designated as tourist villages and areas that are not disignates as tourist villages.
The research uses as quasi experimental approach through the Difference in Difference (DiD) method. This method compares changes in outcomes over time between the treatment group (Waduk Cengklik) and the control group (Kali Pepe Land). The analysis technique uses Difference in Difference with STATA application. Diff-in-Diff results of tourist village intervension proved to incrrease teh average lan price by IDR 365.237. There are several covariates that affect land prices, namely Distance to Education, Distance to CBD, Road Width, Distance to Public Transportation.
Kata Kunci : Pariwisata, Difference in Difference, Harga Tanah, Desa Wisata