Analisis Pengaruh Iklim dan Selubung Bangunan terhadap Beban Pendinginan di Indonesia
ELVINA YULIA PUTRI SIREGAR, Dr. Eng. Ir. Mohammad Kholid Ridwan, S.T., M.Sc., IPU., GP.; Andi Syahid Muttaqin, S.Si., M.Si., Ph.D.
2024 | Skripsi | FISIKA TEKNIK
Kontributor terbesar dalam konsumsi energi bangunan adalah sistem heating, ventilation, and air conditioning (HVAC) yang mencapai 50?ri total penggunaan listrik. Sebagai negara tropis, Indonesia membutuhkan konsumsi energi untuk pendinginan yang lebih besar dibandingkan negara sub tropis karena kondisi iklim yang hangat sepanjang tahun. Untuk mereduksi beban pendinginan, selubung bangunan yang optimal dapat meminimalkan perolehan panas dari lingkungan luar. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi bagaimana pola iklim berdasarkan zona pola curah hujan dan selubung bangunan berpengaruh pada beban pendinginan.
Perangkat lunak IESVE digunakan untuk memodelkan bangunan dan mensimulasikan beban pendinginan di 38 kota yang mewakili tiap provinsi di Indonesia. Variasi model mencakup lima bentuk bangunan (hemisfer, kubus, prisma segi-6, prisma segi-8, dan tabung), tiga ukuran volume (216 m³, 729 m³, and 1728 m³), serta variasi window-to-wall ratio (WWR) sebesar 0%, 50%, dan 100%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola curah hujan pada tahun 2023, yang dipengaruhi oleh fenomena El Niño, memiliki dampak signifikan terhadap beban pendinginan. Puncak beban terjadi pada bulan Oktober untuk pola curah hujan monsunal dan ekuatorial, serta bulan Desember untuk pola lokal. Fenomena El Niño menyebabkan peningkatan beban pendinginan hingga 17,95% dibandingkan tahun sebelumnya. Selain itu, peningkatan rasio S/V, volume, dan window-to-wall ratio (WWR) dapat meningkatkan beban pendinginan.
Kata Kunci : beban pendinginan, iklim, selubung bangunan